Wednesday, November 23, 2011

MUSIM BANJIR PERTENGAHAN NOVEMBER 2011 II

Magelang (ANTARA News) - Hujan yang mengguyur kawasan puncak Gunung Merapi menyebabkan banjir lahar dingin di sejumlah sungai di perbatasan Magelang, Jawa Tengah dengan Daerah Istimewa Yogyakarta yang berhulu di puncak gunung itu.

"Hujan di puncak mulai pukul 13.05 WIB sampai saat ini (pukul 14.00 WIB, red) tinggal yang di lereng-lereng yang masih hujan," kata Petugas Pengamatan Gunung Merapi di Pos Babadan, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang Yulianto di Magelang, Minggu.
Ia menyatakan terjadinya penambahan volume air yang mengalir di beberapa alur sungai seperti Senowo, Apu, dan Putih akibat hujan di kawasan puncak Gunung Merapi.

Intensitas hujan di kawasan puncak Merapi mencapai 36 milimeter, sedangkan hujan juga turun di lereng utara, barat, selatan, dan puncak.

"Yang di puncak tidak lama hujannya," katanya.

Masyarakat menyaksikan banjir lahar melewati sejumlah alur sungai setempat.

Seorang warga Desa Mangunsoko, Kecamatan Dukun, di tepian alur Sungai Senowo, Susanto, mengatakan warga tidak berani menyeberang kali itu karena terjadi banjir lahar.

"Sekarang tinggal gerimis (pukul 14.11 WIB, red.) kalau tadi cukup deras hujannya membawa material melewati Sungai Senowo," katanya.

Ia menyebut banjir lahar akibat hujan di puncak Gunung Merapi pada Minggu tidak sederas peristiwa serupa beberapa waktu lalu.

Tetapi, katanya, masyarakat setempat tetap waspada terhadap kemungkinan banjir lahar dengan intensitas cukup tinggi.

Material baik pasir dan batu yang masih rentan terbawa arus air hujan dari puncak Merapi sekitar 90 juta meter kubik. Material di kawasan puncak gunung itu hasil fase letusan Merapi akhir 2010.Magelang (ANTARA News) - Dua truk pengangkut pasir terseret banjir lahar dingin Gunung Merapi di aliran Sungai Putih di Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Minggu.

Kedua truk naas tersebut bernomor polisi H 1563 YP dengan sopir Iwan Yusuf Ahmadi warga Gelaran, Bandungan, Kabupaten Semarang dan truk satunya bernomor polisi H 1997 BG dengan sopir Dulrahman warga Kaliwungu, Kendal.

Saat banjir lahar dingin datang kedua truk sedang diisi pasir oleh sejumlah pekerja di aliran Sungai Putih.

Truk H 1997 BG diterjang banjir saat diisi pasir di kawasan Jurang Jero, Srumbung dan bangkai truk ditemukan di belakang masjid Dusun Srumbung atau terseret sekitar lima hingga enam kilometer.

Kondisi truk rusak berat, tinggal kerangka, sedangkan bak truk belum ditemukan. Hingga berita ini ditulis kerangka truk belum dievakuasi karena masih banjir.

Truk H 1563 YP terseret banjir saat mengisi pasir di Dusun Srumbung, Desa Srumbung. Kondisi truk ini masih utuh karena hanya terseret sekitar 150 meter.

Seorang relawan, Pandu, mengatakan saat di hulu Sungai Putih telah banjir para penambang maupun pengemudi truk sudah diperingatkan untuk segera meninggalkan sungai.

Ia mengatakan, saat truk yang dikemudikan Iwan akan meninggalkan sungai, kebetulan ban selip dan banjir datang.

"Dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa karena sopir dan para pekerja yang berusaha mendorong truk segera lari naik ke atas sungai begitu mengetahui banjir datang," katanya.

Ketinggian banjir di hulu Sungai Putih sekitar dua meter, namun di bagian hilir ketinggian banjir sekitar satu meter. Banjir kali ini tidak mengakibatkan jalur Magelang-Yogyakarta ditutup karena tidak meluap ke jalan raya.

Namun, banjir sempat membuat warga di bantaran Sungai Putih di Dusun Kadirogo mengungsi ke Dusun Gatakan, Desa Gulon karena khawatir banjir meluap.

Seorang relawan Yusuf, mengatakan sekitar 40 orang warga Kadirogo sempat mengungsi ke Dusun Gatakan, namun karena kondisinya aman mereka kembali ke rumah masing-masing.

(ANTARA)

Lebak (ANTARA News) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Muklis mengimbau masyarakat waspada terhadap bencana banjir dan longsor sehubungan curah hujan selama beberapa pekan terakhir yang terus meningkat.

"Kami mengimbau warga yang tinggal di daerah aliran sungai maupun tebing waspada banjir dan longsor. Imbauan peringatan kewaspadaan itu untuk mencegah korban jiwa," kata Muklis di Rangkasbitung, Minggu.

Menurut Muklis, prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banten memprediksikan puncak hujan terjadi pada periode Januari-Februari 2012.

Selama ini masyarakat masih ada yang tinggal di daerah rawan banjir dan longsor, seperti di bantaran aliran sungai dan perbukitan.

"Kami minta warga mengungsi ke tempat lain jika hujan terus menerus khususnya yang tinggal di daerah rawan longsor dan banjir," kata Muklis.

Ia menyebutkan, jumlah desa di Kabupaten Lebak yang masuk kategori rawan banjir tahunan dan longsor tercatat 42 desa di Kecamatan Wanasalam, Banjarsari, Rangkasbitung, Warunggunung, Cileles, Cibadak, Leuwidamar, Bayah, Cikulur, Cimarga, Kalanganyar, Sobang, Cibeber, Cilograng, dan Sajira.

"Kami berharap masyarakat selalu siaga pada musim hujan nanti agar tidak menjadi korban banjir dan longsor," ujarnya.

Sementara, Camat Kalanganyar, Kabupaten Lebak, Sihabudin, mengatakan pihaknya meminta warga khususnya yang tinggal di daerah aliran sungai Ciberang dan Cisimeut jika hujan terus menerus segera mengungsi ke tempat yang aman. 

Apalagi, selama beberapa pekan terakhir ini dilanda hujan deras disertai petir dan angin kencang. 

Padang (ANTARA News) - Hujan lebat yang mengguyur kota Padang lebih dari satu jam pada Selasa sore mengakibatkan sejumlah jalanan di kota tersebut tergenang air.

Berdasarkan pemantauan ANTARA, hujan disertai petir yang terjadi sejak pukul 16.00 WIB langsung membuat sejumlah titik digenangi air mencapai ketinggian 10-60 sentimeter. 

Beberapa ruas jalan yang tergenang air antara lain Jalan AR Hakim, Jalan Kampung Nias, dan Jalan Niaga. Bahkan air memasuki sejumlah toko di kawasan pecinaan kota Padang.

Di kawasan Jalan Niaga, air menggenangi jalanan hingga setinggi 60 sentimeter. Meski ketinggian air mencapai lutut orang dewasa, namun para pengendara, khususnya kendaraan roda dua, tetap nekat melewatinya.

Cepatnya air yang menggenangi jalanan di kawasan "Padang Lama" tersebut diakibatkan buruknya sistem drainase. Hingga pukul 17.50 WIB - ketika hujan telah reda - air belum juga surut.

"Ini sudah lama dikeluhkan warga, namun belum ada penanganan serius dari pemerintah," ujar Buyung, salah seorang warga Jalan Kampung Nias.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ketaping, Padang, memperkirakan cuaca ekstrem masih akan terjadi di wilayah Sumatera Barat hingga akhir tahun ini. 

Koordinator Analisa Cuaca BMKG Ketaping Padang Budi Iman mengatakan cuaca yang tidak menentu seperti hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi mengakibatkan banjir di sejumlah kota atau kabupaten,

"Kami memprediksi berdasarkan siklus tahunan bahwa pada tahun 2012, akan kembali terjadi peningkatan curah hujan dengan intensitas tinggi yang harus diwaspadai masyarakat, seperti yang terjadi saat ini," kata Budi.

No comments:

Post a Comment

Silakan Berkomentar