REPUBLIKA.CO.ID, PUNCAK JAYA – OPM (Organisasi Papua Merdeka) tak bisa dianggap enteng. Mereka memiliki prajurit perang sekaligus mata-mata yang tersebar di berbagai wilayah Papua.
Di Kabupaten Puncak Jaya, terutama di Distrik Mulia, kawanan telik sandi OPM juga bertebaran. Tak kalah dengan gerak langkah mata-mata pasukan pemerintah. Tak heran jika pada hari pertama kedatangan Staf Palang Merah Internasional (ICRC), PMI (Palang Merah Indonesia) Pusat, dan para jurnalis di Mulia, malam harinya tentara OPM berpatroli di sekitar RSUD Mulia.
Menurut Kogoya, seorang warga Mulia, intelijen OPM dapat diketahui dari sejumlah pertanda. Pertama, mereka mengenakan anting-anting dari benang berwarna merah di telinga kanan. Padahal, warga Papua biasanya mengenakan anting-anting dari besi biasa atau peniti.
Kedua, orang-orang OPM biasanya tak terlalu ramah pada orang lain. Tidak seperti sebagian besar Puncak Jaya yang dikenal ramah dan santun. "Kalau disapa orang tak dikenal, mereka umumnya tidak merespon. Bahkan, kadang melotot atau membuang muka," jelas Kogoya.
Sebenarnya, kata PNS (Pegawai Negeri Sipil) di Kantor Pemerintahan Distrik Mulia ini, aparat keamanan di Puncak Jaya—baik TNI maupun Polri—telah mengendus siapa-siapa saja yang menjadi intel OPM.
Namun, mereka tidak bisa bertindak sembarangan tanpa adanya bukti yang cukup. "Anda tahu sendiri, sedikit saja berita miring tentang Papua, dunia internasional langsung teriak-teriak," ujarnya.
Pada hari terakhir program operasi katarak, Republika.co.id sempat bertemu dengan seorang lelaki yang memakai anting-anting benang berwarna merah. Pertemuan yang tak disengaja ini terjadi di bagian belakang komplek RSUD Mulia sebelah kiri, Jumat pagi (18/11).
Ketika Republika.co.id mencoba mengucap salam dan bertegur sapa. Pria berkumis tebal dengan perawakan gempal itu diam saja. Sorot matanya tajam, seolah menusuk jantung. Dengan langkah perlahan, ia terus berjalan keluar komplek RSUD, melompati parit kecil, lalu menghilang di balik gundukan tanah yang agak tinggi.
Sumber: http://www.republika.co.id/berita/regional/nusantara/11/11/20/luywxe-telik-sandi-beranting-benang-merah
No comments:
Post a Comment
Silakan Berkomentar