Kedatangan mereka ini untuk mengadukan dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan aparat kepolisian terkait kasus sengketa tanah dengan perusahaan asal Malaysia. Meraka membawa bukti berupa video pembantaian.
"Banyak lahan perkebunan di Sumatera yang dikuasai asing. Jadi ini sengketa lahan," kata Pong kepada Rakyat Merdeka Online (Rabu, 13/12).
Tapi sayangnya, masih kata Pong, masyarakat yang menjadi korban dari perebutan lahan oleh perusahaan asing tersebut, justru diperlakukan secara sadis oleh kepolisian. Padahal, mestinya, polisi itu mengabdi kepada rakyat, bukan malah kepada perusahaan asing. "Tindakannya sadis. Ada orang lapor ditahan sekian bulan. Orang mempertahankan tanahnya dibunuh, dipotong seperti binatang," jelas Pong.
Dari video tersebut, jelas Pong, aparat yang melakukan pembunuhan adalah pasukan brigade mobil. Meski, dalam video juga tampak ada aparat yang mengenakan seragam loreng. "Itu melebihi penjajah," jelasnya.
Dari aksi pembantaian, yang terjadi sejak tahun 2009 itu, sepuluh orang tewas, 20 cacat fisik, dan puluhan ribu orang telantar. Karena itu, Pong meminta Komisi III DPR untuk mengungkap kasus tersebut. Meski informasi yang didengar Pong, Kapolda Lampung sudah dicopot. Tapi itu saja tidak cukup. Menurutnya, Kapolri Timur Pradopo dan Presiden SBY harus bertanggung jawab. [RMOL]
Aparatkah yang menyembelih petani di Mesuji, Lampung, karena bentrok lahan pertanian karet dan sawit? Sangat mengerikan menyaksikan video penyembelihan, juga penembakan dan perusakan perumahan petani di Mesuji, Lampung, yang terjadi setahun lalu, pada hari Minggu (7/11/2010). Hari ini Rabu, (14/12/2011) dipertontonkan oleh beberapa orang pengurus Lembaga Adat MEGUOPAK anggota DPR Komisi III.
Terlihat
di video yang diputar di DPR tersebut, seseorang berpakaian gelap
sedang menyembelih seorang petani di tengah teriakan dan tembakan,
kemudian potongan kepala itu dipertontonkan dan di foto. Kemudian
ditunjukkan juga dua petani yang mati berlumuran darah di tengah
lapangan terbuka di kelilingi aparat berseragam hijau dan hitam. Di
akhir pemutaran video, tampak dua kepala diletakkan di atas kap truk,
sementara puluhan warga tampak melihat dari kejauhan,
Lahan
PT. Silva Inhutani adalah objek sengketa warga Mesuji, Lampung, adalah
milik warga negara Malaysia bernama Benny Sutanto alias Abeng. Investasi
pengusaha Malaysia ini dilakukan sejak tahun 2003, namun upaya PT.
Silva Inhutani membuka lahan untuk menanam kelapa sawit dan karet selalu
ditentang penduduk setempat.
“Para
pengusaha ini meminta bantuan kepada aparat keamanan untuk mengusir
penduduk karena tidak mampu mengusir, disamping itu perusahaan ini
membentuk PAM SWAKARSA yang membenturkan rakyat dengan rakyat. Tetapi di
belakangnya adalah aparat kepolisian, timbul korban ketika mengadu
mereka tidak dilayani malah jadi korban kembali,” katan Bob Hasan,
pengara warga Mesuji, Lampung.
"Sangat
mengerikan," kata Bambang Soesatyo anggota Komisi II DPR. "Harus diusut
sampai tuntas siapapun pelakunya," tandas Bambang.
Sumber: http://matanews.com/2011/12/17/tni-tidak-terlibat-mesuji/
http://muslimdaily.net/berita/lokal/aparat-penggal-kepala-warga-lampung.html
http://muslimdaily.net/berita/lokal/sangat-mengerikan-video-penyembelihan-warga-mesuji-diputar-di-dpr.html
No comments:
Post a Comment
Silakan Berkomentar