Thursday, February 9, 2012

KEJAHATAN PERANG SEPANJANG ZAMAN ITU BERNAMA "DRONE"

IRAK (Arrahmah.com) – Irak telah mengecam Amerika Serikat (AS) atas penggunaan pesawat tak berawak (drone) untuk “mengawasi” negara tersebut, Washington mengatakan telah meminta izin kepada Baghdad sebelum melaksanakan penerbangan drone.

Ali al-Dabbagh, seorang juru biacara pemerintah Irak, mengatakan pada hari Selasa (31/1/2012) bahwa kedutaan besar AS “harus mendapatkan persetujuan dari pemerintah Irak untuk setiap jenis ‘pengawasan’ yang diperlukan”.
Irak telah sangat menentang penerbangan drone AS. Setelah penarikan mundur pasukannya tahun lalu, AS masih melakukan operasi drone di wilayah udara Irak dengan dalih “pengawasan”.
Dabbagh menambahkan, “Washington belum membuat permohonan sampai sekarang”, terkait penerbangan drone.
Berdasarkan sebuah laporan yang dipublikasikan New York Times pada hari Senin (30/1), sekitar 5.000 kontraktor swasta masih bercokol sekarang di Irak dengan dalih untuk “melindungi para staf kedutaan AS”.
Masalah drone AS datang seminggu setelah pangkalan salibis AS diseahkan ke pejabat Irak pada 16 Desember 2011 lalu.
Departemen Luar Negeri AS sedang “mempertimbangkan pengawan lapangan drone di masa depan” di negara-negara lain termasuk, “Indonesia, Pakistan, dan Aghanistan”, setelah penarikan pasukan AS dalam dua tahun mendatang, seperti yang dilaporkan New York Times.
(siraaj/arrahmah.com)

MOGADISHU (Arrahmah.com) – Sebuah pesawat tanpa awak (drone) teroris AS telah jatuh di kamp pengungsian di ibukota Somalia, Mogadishu, seperti yang dilaporkan presstv.
Para pengungsi mengatakan bahwa mereka menyaksikan kecelakaan drone ke dalam kamp pada hari Jum’at (3/2/2012).
Tak lama setelah kejadian, pasukan AMISOM menutup kamp pengungsian tersebut, yang terletak di distrik Dharkenley di Mogadishu Selatan.
Pejabat rezim Somalia dan pasukan AMISOM menemukan drone itu setelah kecelakaan itu terjadi dan mengambilnya.
Seorang polisi mengatakan kepada media bahwa drone itu berebentuk seperti pesawat kecil.
AS menggunakan drone baru untuk melakukan pengintaian di Somalia, dinamakan drine kamikaze, yang fungsinya dapat digunakan sebagai rudal dan juga sebagai pengintai untuk kegiatan intelijen.
Washington semakin beralih ke drone untuk melakukan seraangan-serangan rahasia dan pengintaian, seperti Pakistan, Yaman, dan Somalia.
Pada awal pekan ini, Obama menyatakan bahwa AS menggunakan drone di Pakistan dan negara-negara lainnya.
Dalam tanya jawab di jejaring sosial dengan pengguna google dan youtube pada hari Senin (30/1), Obama mengatakan, “banyak dari serangan-serangan ini telah berada di FATA -Wilayah Kesukuan Federal Pakistan-.
AS berdalih bahwa operasi-operasi semacam itu hanya menargetkan “militan”, tetapi faktanya korban terbanyak adalah warga sipil.
(siraaj/arrahmah.com)

ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Sebuah laporan investigasi baru telah mengonfirmasikan bahwa pesawat pembunuh non-sanksi PBB milik AS telah berulangkali menargetkan warga sipil Pakistan, seperti yang dilansir Press TV hari ini (7/2/2011).
Laporan oleh Biro Investigasi Jurnalisme yang berbasis di London mengungkapkan bahwa pesawat tak berawak AS menetapkan tindak lanjut untuk melancarkan serangan terhadap orang-orang yang terlibat dalam upaya menyelamatkan korban serangan sebelumnya.  Ia juga mengatakan bahwa pesawat tersebut menargetkan warga sipil yang menghadiri pemakaman.
Bertentangan dengan klaim yang dibuat oleh para pejabat kafir AS bahwa serangan pesawat pembunuh tersebut “terfokus dan terarah”, laporan itu mengatakan bahwa sejak Obama menjabat pada 2009, antara 282 hingga 535 orang telah tewas termasuk lebih dari 60 anak dalam serangan tersebut di Pakistan.
Temuan ini didasarkan pada laporan saksi mata di daerah kesukuan Pakistan.
Penyelidikan mengatakan rudal ditembakkan dari pesawat tak berawak yang menewaskan sedikitnya 50 warga sipil yang pergi untuk membantu korban dan bahwa lebih dari 20 kematian sipil yang dilaporkan dalam serangan yang disengaja pada pemakaman.
AS telah menggunakan kendaraan tanpa awak itu untuk operasi mata-mata dan misi pembunuhan di seluruh dunia dan serangan telah meningkat tajam sejak Obama menjabat tiga tahun lalu.
Obama mengonfirmasikan untuk pertama kalinya pada bulan lalu bahwa serangan tanpa sanksi PBB tersebut dilakukan oleh pesawat AS di Pakistan.
Serangan itu mengakibatkan tumbuhnya sentimen anti-Amerika di Pakistan.  (haninmazaya/arrahmah.com)

ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Pesawat tanpa awak AS kembali menyerang wilayah perbatasan Pakistan dan menewaskan 10 orang yang diduga ‘militan’ pada hari Rabu (8/2/2012), pejabat keamanan mengatakan.
Dua rudal menghantam sebuah titik yang diduga sebagai persembunyian di Tappi, 10 kilometer dari kota utama di Waziristan Utara, Miranshah.
“Serangan ini memicu kebakaran besar di tempat kejadian dan menyebabkan 10 militan tewas,” klaim salah seorang pejabat pada AFP.
Korban tewas, lanjut pejabat itu, di antaranya adalah beberapa orang dari Asia Tengah. Meski demikian, ia tidak memberikan rincian atas klaimnya itu. (althaf/arrahmah.com)

Sumber:
http://arrahmah.com/read/2012/02/01/17729-as-harus-dapat-persetujuan-irak-untuk-gunakan-drone.html
http://arrahmah.com/read/2012/02/05/17828-drone-teroris-as-jatuh-di-kamp-pengungsian-somalia.html
http://arrahmah.com/read/2012/02/07/17887-laporan-mengatakan-bahwa-drone-as-memang-menargetkan-sipil-pakistan.html
http://arrahmah.com/read/2012/02/08/17911-drone-as-kembali-menggasak-perbatasan-pakistan-10-orang-tewas.html

No comments:

Post a Comment

Silakan Berkomentar