Thursday, February 9, 2012

ANTARA SYIAH IRAN, SURIAH DAN ISRAEL: SETALI TIGA UANG

TEHERAN (Arrahmah.com) – Dalam kerangka dukungan sepenuhnya terhadap kebiadaban rezim Nushairiyah Suriah, pemerintah Syiah Teheran kembali mengirimkan 15.000 anggota brigade Al-Quds yang merupakan salah satu pasukan khusus dalam Garda Revolusi Iran. Demikian media massa melaporkan, Selasa (7/2/2012).

Laporan itu mengutip dari seorang tokoh Dewan Nasional Suriah yang tidak ingin diungkapkan identitasnya bahwa komandan brigade Al-Quds Iran, Brigadir Jendral Qasim Sulaimani sejak beberapa waktu terakhir telah berkantor di Damaskus dan menjadi instruktur lapangan bagi tentara rezim Suriah, milisi Syi’ah Shabihah dan pasukan khusus Iran dalam membantai para demonstran sipil.
Sementara itu situs Ash-Shahafiyin al-Akhdhar Iran menulis, “Apa yang hari ini ramai dibicarakan tentang pengiriman pasukan khusus brigade Al-Quds sebenarnya telah berlangsung sejak sembilan bulan yang lalu. Kami telah mengisyaratkan hal itu dalam laporan kami dari para ahli pada tanggal 17 Mei 2011 dan kami telah membongkar fakta pemindahan salah satu markas Garda Revolusi ke Damaskus.”
Brigade Al-Quds Iran dilengkapi dengan persenjataan lengkap. Mereka diangkut dengan pesawat sipil Iran sesuai jadwal penerbangan rutin Teheran-Damaskus, untuk mengelabui para wartawan dan dunia internasional.
(muhib al-majdi/arrahmah.com)

TEHERAN (Arrahmah.com) – Anggota Partai Solidaritas Ahwaz dan pengamat militer Iran, Nahi Sa’idi, tidak merasa heran dengan pengiriman 15.000 pasukan khusus brigade Al-Quds Iran ke Suriah untuk memperkuat rezim jagal Bashar Asad.
Kepada stasiun TV Al-Arabiya, Selasa (7/2/2012) Sa’idi menyatakan, “Kemungkinannya bahkan lebih besar lagi. Iran akan mengerahkan seluruh kekuatan militer, kepolisian, dan ekonominya untuk mendukung rezim Suriah, apapun resiko yang akan dihadapi. Bagi Iran, pergolakan di Suriah adalah peperangan yang sangat menentukan nasib. Bukan hanya menentukan nasib rezim Suriah, namun juga nasib Iran sendiri.”
Sebagian pengamat Iran berpendapat pengerahan pasukan khusus Iran di Suriah adalah demi mendukung rezim Suriah, karena kedua Negara terlibat aliansi anti-Israel.
Namun Sa’idi tidak sependapat dengan mereka. “Hari ini kita melihat Teheran mulai mengerahkan secara penuh kekuatan militernya untuk mendukung rezim Suriah, karena Teheran memandang saat ini pemerintah Suriah menghadapi bahaya yang sebenarnya. Teheran melihat Bashar Asad sudah kehilangan kekuasaannya. Jika pemerintah Suriah jatuh, maka Teheran akan kehilangan dominasinya atas kawasan Timur Tengah. Dengan begitu, Teheran akan kehilangan kendalinya untuk membuat konflik di kawasan Timur Tengah dengan dalih membendung Israel.”rezim bashar assad

(muhib al-majdi/arrahmah.com)

TEL AVIV (Arrahmah.com) – Para pemimpin Israel yang waspada terhadap kemungkinan yang muncul pasca jatuhnya Presiden Suriah Bashar al-Assad, telah meredam kritik mereka terhadap kekerasan berdarah yang dilakukan pasukannya terhadap para demonstran.
Meskipun masih terdapat sengketa antara kedua negara yang bertetangga soal Dataran Tinggi Golan, sebuah wilayah perbatasan yang direbut Israel selama perang Enam Hari pada 1967 dan kemudian dianeksasi oleh negara Yahudi itu, namun Israel-Suriah telah banyak diam sejak perang Yom Kippur tahun 1973.
Meski Israel dan Suriah tidak pernah secara resmi berdamai, para pejabat Israel telah banyak mendiamkan sikap Assad yang otoriter, seperti perlakuan negara zionis itu terhadap ayah Assad. Hal ini dilakukan karena pemimpin Suriah merupakan penjamin status quo bagi Israel di wilayah perbatasan.
Sementara kekerasan di Suriah telah memicu kecaman internasional, para pemimpin Israel lebih memilih diam dan enggan menyerang Assad secara langsung.
“Kami melihat pembantaian tentara Suriah terhadap rakyatnya sendiri,” kata Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada pertemuan kabinet pada hari Minggu lalu. “Kami juga telah melihat peristiwa berdarah serupa di wilayah kami. Banyak pemimpin yang tidak punya rasa bersalah karena membunuh tetangga mereka dan juga membunuh rakyat mereka sendiri.”
Lebih dari 6.000 orang tewas sejak awal pemberontakan terjadi di Suriah pada pertengahan Maret 2011, menurut aktivis Suriah.
Namun para pejabat takut jika Assad yang jatuh dari kekuasaan, senjata rezimnya itu bisa jatuh ke tangan kelompok ‘militan’, termasuk Hizbullah yang didukung oleh Lebanon dan Iran.
Israel dan Amerika Serikat menduga Damaskus memiliki gudang senjata kimia dan biologis.
Dan pada tahun 2007, angkatan udara Israel menghancurkan fasilitas nuklir yang dibangun oleh Suriah dengan bantuan Korea Utara. (althaf/arrahmah.com)

DAMASKUS (Arrahmah.com) – Seorang perwira tentara kebebasan pro revolusi Suriah mengungkapkan kepada wartawan bahwa dalam tiga bulan terakhir, sebanyak 120 pasukan Hizbul Lata Lebanon dan 40 pasukan Garda Revolusi Iran tewas bersama tentara rezim Suriah, dalam serangan balasan yang dilancarkan oleh tentara kebebasan di beberapa wilayah.
Dalam wawancara dengan harian As-Siyasah Kuwait, Jum’at (9/12/2011), perwira tentara kebebasan Suriah tersebut melaporkan sebagian besar anggota pasukan kelompok Syiah Hizbul Lata Lebanon dan pasukan Syiah Basij yang berada dalam kendali Garda Revolusi Iran tersebut tewas dalam bentrokan bersenjata dengan tentara kebebasan Suriah di Homsh, Himah, dan pinggiran Damaskus.
Menurutnya, puluhan mayat milisi Hizbul Lata dan pasukan Garda Revolusi Iran tersebut diangkut dari Damaskus dengan pesawat-pesawat militer Iran dan dikebumikan di Iran dalam beberapa tahap. Pesawat-pesawat militer Iran itu juga mengangkut persenjataan dan amunisi untuk rezim Bashar Asad. Hal itu dilakukan untuk menutup-nutupi keterlibatan langsung Hizbul Lata (Plesetan dari Hibullah Libanon Syi’ah) Lebanon dan pemerintahan Iran dalam aksi pembantaian missal terhadap rakyat muslim Suriah. Oleh karenanya, mayat anggota milisi Hizbul Lata Libanon tidak dikebumikan di Lebanon.
Perwira itu melanjutkan, “Puluhan anggota milisi Hizbul Lata yang terluka dan cedera sampai saat ini masih dirawat di beberapa rumah sakit militer di Damaskus dan Suriah Utara.” Ia mengisyaratkan bahwa tentara kebebasan Suriah memiliki daftar nama para anggota milisi Hizbul Lata Lebanon dan Garda Revolusi Iran yang sedang dirawat di beberapa rumah sakit militer Suriah.
Pada bulan Januari 2012, beberapa perwira militer Suriah di distrik Dier Zur yang bergabung dengan tentara kebebasan Suriah menegaskan bahwa dua komandan lapangan milisi Syiah Hizbul Lata Lebanon tewas dalam serangan balasan tentara kebebasan Suriah. Keduanya memimpin pasukan penembak, penculik, dan sniper terhadap demonstran muslim di distrik Dir’a dan pinggiran Damaskus selama bulan September dan Oktober 2011.

(muhib al-majdi/arrahmah.com)

Sumber:
http://arrahmah.com/read/2012/02/08/17892-iran-kirim-15-000-pasukan-khusus-untuk-perkuat-rezim-suriah.html
http://arrahmah.com/read/2012/02/08/17894-politisi-iran-pasukan-khusus-iran-dikirim-ke-suriah-untuk-membela-kepentingan-iran-di-kawasan-suriah.html
http://arrahmah.com/read/2012/02/08/17908-israel-enggan-berkomentar-soal-kekerasan-rezim-bashar-al-assad.html
http://arrahmah.com/read/2012/02/08/17902-120-pasukan-hizbul-lata-lebanon-dan-40-pasukan-garda-revolusi-iran-tewas-dalam-serangan-balasan-tentara-kebebasan-pro-revolusi-suriah.html

No comments:

Post a Comment

Silakan Berkomentar