Thursday, April 26, 2012

SYIAH GO TO HELL: MUSYAWARAH ULAMA SE-INDONESIA LAWAN DAN BUBARKAN AGAMA SESAT SYIAH

Inilah hasil lengkap musyawarah:
MUSYAWARAH ‘ULAMA DAN UMMAT ISLAM INDONESIA KE-2
MASJID AL-FAJR, BANDUNG – JAWA BARAT, AHAD 30 JUMADAL AWWAL 1433/22 APRIL 2012
“MERUMUSKAN LANGKAH STRATEGIS UNTUK MENYIKAPI PENYESATAN DAN PENGHINAAN PARA PENGANUT SYI’AH”

 بسم الله الرحمن الرحيم
Pada hari Ahad 30 Jumadal Awwal 1433/22 April 2012, mulai pukul 09.00 s.d. 17.00 WIB., bertempat di Masjid dan RSG Al-Fajr, Jl. Situsari VI No.2 Cijagra, Buah Batu, Bandung, Jawa Barat, telah dilaksanakan “Musyawarah ‘Ulama dan Ummat Islam Indonesia Ke-2″ dengan agenda:  “Merumuskan Langkah Strategis untuk Menyikapi Penyesatan dan Penghinaan Para Penganut Syi’ah”. Musyawarah berjalan lancar dan dibuka oleh sambutan dari Walikota Bandung Dada Rosada dan Gubernur Jawa Barat DR. Ahmad Heryawan, Lc. Hadir sedikitnya 200 ‘Ulama dan Tokoh Muslim dari seluruh Indonesia, di antaranya seluruh Jawa, Madura, Bali, Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Aceh dan lain-lain.
  • Target Musyawarah.
Agenda musyawarah tersebut dilatarbelakangi oleh fakta mengenai banyaknya keputusan dan fatwa mengenai Syi’ah yang semuanya dapat menjadi tidak efektif tanpa rumusan tindak lanjut yang jelas. Oleh karena itu, pada prinsipnya, musyawarah yang telah dilaksanakan bukanlah untuk membuat pernyataan sikap atau fatwa mengenai Syi’ah, melainkan untuk merumuskan tindak lanjut atas semua keputusan dan fatwa mengenai sesatnya Syi’ah.
  • Hasil Musyawarah.
 “Musyawarah ‘Ulama dan Ummat Islam Indonesia Ke-2” dibagi dalam 3 komisi, yakni Komisi Strategis dengan Ketua KH. Drs. M. Nuruddin A. Rahman, SH., Komisi Taktis dengan Ketua KH. Luthfi Bashori, Lc dan Komisi Sosialisasi dengan Ketua KH. DR. Muhammad Rizal Ismail. Hasil musyawarah setiap komisi telah dibawa ke dalam Sidang Pleno yang akhirnya secara bulat menyepakati hal-hal sebagai berikut :
Komisi Strategis
  1. Merekomendasikan kepada MUI Pusat agar mengeluarkan Fatwa tentang kesesatan faham syi’ah dan menghentikan seluruh kegiatan syi’ah dari pusat sampai daerah.
  2. Mensosialisasikan kepada masyarakat tentang kesesatan syi’ah melalui berbagai lembaga atau forum halaqoh yang bersifat ilmiah bekerajasama dengan berbagai lembaga sosial keagamaan di seluruh Indonesia.
  3. Meminta kepada Menkumham, Mentreri Agama, dan kejaksaan Agung agar mencabut izin seluruh organisasi, yayasan, atau lembaga yang berada di bawah naungan syi’ah dan atau yang berfaham syi’ah.
  4. Merekomendasikan kepada pemerintah melaui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar menutup kegiatan Iranian Corner di seluruh perguruan tinggi Indonesia.
  5. Memperkokoh Ukhuwah Islamiyyah melalui pertemuan tahunan seluruh tokoh, ormas, para ulama dan cendekiawan Islam seluruh Indonesia.
  6. Mengajak bertaubat kepada seluruh tokoh dan penganut syiah agar kembali kepada ajaran Islam yang benar (Ahlussunnah Wal Jama’ah) dan apabila tidak, maka akan memproses secara hukum mereka sebagai bentuk penistaan agama seperti pada kasus Jalaluddin Rakhmat di Makassar dan kasus Tajul Muluk di Sampang Madura.
  7. Forum ini bersama-sama seluruh masyarakat muslim Indonesia siap mengawal seluruh hasil rekomendasi sampai ada tindakan kongkrit dari pihak terkait (MUI Pusat, Kejaksaan Agung, Menteri Agama, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Mabes POLRI).
  8. Mengusulkan kepada UIN Alauddin Makassar agar meninjau kembali rencana pemberian gelar doktor by riset kepada Jalaluddin Rakhmat , yang ditengarai sebagai tokoh  penggiat syi’ah di Indonesia.
Komisi Taktis
  1. Memperkuat Masyarakat dengan cara memberikan pemahaman kebenaran Ahli sunnah  wal jamaah dan bahaya kesesatan syiah, melalui penerbitan buku, penyampain para Da’i, Khotib, DKM, dan ormas yang ada:
    1. Membentengi Ummat Islam Internal dan Eksternal
    2. Tembusan kepada seluruh DKM
    3. Pembuat an Enslikopedi  dan buku ringkas Bahaya Syiah
    4. Menugaskan Para Da’i untuk memberi pencerahan  kepada Masyarakat tentang bahaya syiah
    5. Memasukan kedalam Kurukulum / Ektrakulikuler tentang bahaya syiah
    6. Membekali para Khotib Jum’at untuk menerangkan tentang kesesatan syiah
  1. Gerakan Praktis Anti Syiah:
    1. Membuat Posko atau Garda gerakan Anti Syiah
    2. Melibatkan MUI dan semua Ormas disemua tingkat
    3. Mengadakan pelatihan metode penyampaian dan analisa sosial bahaya syiah
    4. Menerbitkan dan membuat Striker, Poster, Banner, Situs dan Sms Center berisi bahaya Syiah
    5. Membuat gerakan Aksi damai : Indonesia Tanpa Syiah
    6. Memperingatkan masyarakat terhadap bahaya penerbit-penerbit yang terindikasi terlibat   gerakan syiah; seperti Mizan, Al Huda Jakarta, Al Bayan dll
    7. Memperingatkan Masyarakat terhadap media cetak dan elektronik yang terindikasi mensponsori gerakan syiah di Indonesia : antar lain TV Al Hadi, Radio Rasil, Majalah Syiar dll
  1.  Pembekalan para Da’i tentang sesatnya Syiah berdasarkan dari Kitab-kitab rujukan  utama syiah
    1. Mengadakan penerbitan khusus 4 Buku Rujukan Utama Syiah ( Al Kafi, Al Istibshar, At Tahdzib, dan Man Laa yahduruhul Faqih )
    2. Memberikan Catatan dalam penerbitan buku diatas tentang kesesatannya untuk disampikan kepada para Da’i dan Tokoh Masyarakat
Komisi Sosialisasi
  1. Mendata media–media AHLU SUNNAH yang siap bekerja sama dalam sosialisasi bahaya dan kesesatan Syi’ah.
  2. Menerbitkan dan mempublikasikan mengenai bahaya dan kesesatan Syiah.
  3. Menyelenggarakan seminar, panel diskusi, dauroh, tabligh akbar dan kegiatan-kegiatan lain yang membahas mengenai kesesatan dan bahaya Syi’ah .
  4. Menginformasikan seluas mungkin mengenai keberadaan para aktivis, lembaga, penerbit, buku, dan media lainnya tentang organisasi dan gerakan Syi’ah maupun para pendukungnya.
  5. Mensosialisasikan hasil Musyawarah ‘Ulama dan Ummat Islam Indonesia ke-2 seluas mungkin.
  6. Mengadakan  kerjasama dalam mensosialisasikan kesesatan dan bahaya Syi’ah dengan nara sumber dalam dan luar negeri yang menguasai tentang kesesatan Syi’ah.
  7. Mengumpulkan dan mendistribusikan berbagai bahan kontra Syi’ah dan referensi yang bersifat soft copy dan hard copy, cetak dan elektronik dari berbagai sumber dan referensi yang dimiliki sebagai bahan kajian  dan membangun pusat data base.
  8. Membuat website, Mailing Group, blog mengenai kesatan dan bahaya Syi’ah.
  9. Menyisipkan sebanyak mungkin tentang kesesatan dan bahaya Syi’ah dalam kegiatan Khutbah Jum’at, tabligh, media cetak, elektronik dan lain-lain.
  • Latar Belakang Musyawarah.
Semakin maraknya kasus penyesatan dan penghinaan terhadap Islam, khususnya yang dilakukan oleh para penganut Syi’ah Itsna`asyariyah Imamiyah Ja`fariyah baik yang terbuka maupun yang ber-taqiyah, tampak terjadi dalam suatu grand-scenario untuk menghancurkan ‘Aqidah, Syari’ah dan Akhlaq Ummat Islam Indonesia secara terbuka dan sistematis, na’udzubillah.
Menimbang banyaknya Ummat Islam yang meminta kejelasan hukum, serta aspirasi para pimpinan Ormas Islam dan para ‘Ulama yang disampaikan kepada Forum ‘Ulama Ummat Indonesia [FUUI], maka para penasihat FUUI telah merekomendasikan kepada Pengurus Harian FUUI untuk mengeluarkan fatwa tentang Syi’ah dan menyelenggarakan musyawarah strategis yang melibatkan sebanyak mungkin ‘Ulama dan Tokoh Muslim. Maka melalui rapat hari Selasa 28 Februari 2012, disepakati untuk dikeluarkannya “Fatwa Tentang Syi’ah” dan untuk menyelenggarakan kembali “Musyawarah ‘Ulama dan Ummat Islam Indonesia” dengan agenda tunggal “Merumuskan Langkah Strategis untuk Menyikapi Penyesatan dan Penghinaan Para Penganut Syi’ah”.
Pada hari Sabtu 17 Maret 2012 di FUUI berkumpul tim ahli yang terdiri dari Ustadz Amin Jamaluddin, Ustadz Luthfi Bashori, Ustadz Hartono Ahmad Jaiz dan Ustadz Daud Rasyid, adapun Ustadz Adian Husaini berhalangan hadir tetapi telah menyampaikan masukan-masukannya secara tertulis, selain itu hadir pula Sekretaris PP Persis Ustadz Ihsan Setiadi Latief. Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk menghimpun usul dan saran berkenaan dengan rencana FUUI mengeluarkan fatwa serta mematangkan perencanaan musyawarah nasional.
Pada hari Kamis 22 Maret 2012 “Fatwa Tentang Syi’ah” ditandatangani oleh Ketua FUUI dan salah seorang Penasihat FUUI, KH. ‘Abdul Qodir Shodiq. Kendati demikian memperhatikan saran para Penasihat FUUI agar tetap menjaga kebersamaan, maka dikeluarkannya Fatwa FUUI mengambil moment pada tanggal 22 April 2012, dengan sebelumnya diedarkan kepada para ‘Ulama dan para Pimpinan Ormas Islam di seluruh Indonesia. Hari ini telah terhimpun banyak sekali dukungan terhadap fatwa tersebut baik secara pribadi para ‘Ulama dan Cendekiawan Muslim maupun secara kelembagaan [yang terdiri dari Ormas/Ma’had/Pesantren/LSM/Yayasan dan OKP Islam.
  • Pernyataan terimakasih.
Demikian Press Release yang kami sampaikan, kiranya akan tersosialisasikan melalui kerjasama yang baik dengan para Praktisi Media Massa, maka untuk itu kami sampaikan pernyataan terimakasih yang sedalam-dalamnya.
جزاكم الله خيرا كثيرا والحمد لله رب العالمين
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Bandung – Jawa Barat,
30 Jumadal Awwal 1433/22 April 2012,
 Ketua Komisi Strategis,                               Ketua Komisi Taktis,                    Ketua Komisi Sosialisasi


KH. Drs. M. Nuruddin A. Rahman, SH.,        KH. Luthfi Bashori, Lc                  KH. DR. Muhammad Rizal Ismail.
Sumber: Press release dari FUUI

  • FUUI keluarkan Fatwa Sesatnya Syi’ah
  • Ratusan Ulama di Indonesia Sepakat Bubarkan Syiah
  •  Ragu Kesesatan Syiah Berarti Melecehkan Ulama Sedunia
  • Masyarakat diperingatkan terhadap bahaya media cetak dan elektronik yang terindikasi gerakan syiah di Indonesia : antara lain TV Al Hadi, Radio Rasil, Majalah Syiar dll
Inilah beritanya.
***
Ratusan Ulama di Indonesia Sepakat Bubarkan Syiah
Ratusan ulama dari berbagai daerah berkumpul di masjid Al Fajr-Kota Bandung,Ahad (22/4/2012),mereka datang atas undangan Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) dalam acara Musyawarah ‘Ulama dan Ummat Islam Indonesia ke-2 dengan agenda“Merumuskan Langkah Strategis Untuk Menyikapi Penyesatan dan Penghinaan Para Penganut Syi’ah”. Sebagaimana diberitakan oleh Hidayatullah
Dalam acara itu,  tak kurang 200 ulama dari berbagai wilayah di Indonesia hadir. Ulama-ulama tersebut dari berbagai pesantren dan ormas Islam yang ada di Indonesia seperti Persis, Muhamadiyah, NU, Hidayatullah, Al Irsyad, DDII, PUI, termasuk MUI Pusat.
Musyawarah ini dihadiri Wali Kota Bandung, Dada Rosada dan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawawan Lc.
Dalam sambutannya Ahmad Heryawan menyambut baik acara tersebut. Lebih lanjut dia menegaskan bahwa salah satu tugas ulama adalah menjaga aqidah umat.
“Fatwa ulama sudah jelas tentang posisi Syi’ah ini dalam keyakinan Ahlu Sunnah wal Jamaah,maka sikap kita juga harus jelas juga,”katanya.
Untuk itu dirinya berharap rekomendasi dari ulama yang akan mengadakan musyawarah hingga malam hari nanti diharapkan menghasilkan hal yang mampu menyelesaikan masalah umat ada, sehingga bisa direkomendasikan kepada pemerintah Kota Bandung maupun langsung kepada Pemerintah Jawa Barat.
Menurutnya, rekomendasi tersebut bisa menjadi acuan gubernur dalam mengeluarkan peraturan jika dianggap perlu.Hingga menjelang shalat dhuhur peserta mendengarkan pandangan umum dari elemen ormas Islam yang hadir tentang posisi Syi’ah dalam pandangan Sunni. Hasilnya semua ormas Islam memberi pandangan bahwa Syi’ah sesat dan menyesatkan.
Musyawarah dilanjutkan usai shalat dhuhur, peserta yang hadir di bagi ke dalam tiga komisi, yakni: Komisi Strategis, Komisi Taktis dan Komisi Sosialisasi.Masing-masing komisi mempresentasi hasil dari musyawarahnya tentang rekomendasi penanganan Syi’ah di Indonesia.
Komisi Strategis merumuskan langkah-langkah antisipasi penyesatan dan penghinaan kelompok Syiah melalui bidang politik dan hukum. Adapun Komisi taktis merumuskan strategi untuk menghadapi kegiatan penyesatan dan penghinaan kaum Syiah. Sedangkan Komisi Sosialisasi, membahas tentang langkah sosialisasi kepada masayarakat, baik  perorangan atau lembaga, menjelaskan akan bahaya Syiah.
Ketua FUUI, KH Athian Ali menegaskan acara ini merupakan bentuk respon dari banyaknya pertanyaan kaum muslimin ihwal kesesatan Syiah. Terlebih ajaran ini seperti bernilai Islam, padahal sesungguhnya sesat menyesatkan. “Kami berupaya untuk membentengi dan menyelamatkan umat Islam dari bahaya Syiah di negeri ini,” tegas Athian saat menyampaikan Fatwa FUUI tentang Sesatnya Syiah.
Dari pimpinan ormas Islam yang hadir, sepakat bahwa Syiah adalah paham sesat menyesatkan serta berada di luar Islam. Kaum muslimin diimbau waspada dalam menghadapi kaum Syiah. Mereka juga sepakat untuk bekerjasama dan sinergi dalam membentengi akidah umat./ yusuf-istiqomah.blogspot.co.
***

Hari Ini di Bandung, FUII Keluarkan Fatwa Sesat Syiah

Ahad, 22 Apr 2012
Bandung– Hari ini, Ahad (22/4), di Bandung, Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI) yang diketuai oleh KH. Athian Ali M Dai, mengeluarkan fatwa sesat Syiah. Fatwa ini untuk merespon pertanyaan kaum muslimin, sekaligus menyikapi gerakan Syiah di Bandung, Jawa Barat dan sekitarya. Demikian dilaporkan oleh koresponden Voa-Islam di Bandung.
Pada 28 Februari 2012, ulama di Bandung berkumpul untuk merumuskan langkah strategis dalam menyikapi pergerakan dan penghinaan kepada para sahabatr Nabi saw oleh kaum Syiah. Sehingga disepakati untuk segera mengeluarkan fatwa tentang Syiah.
Selanjutnya, pada 17 Maret 2012, kembali berkumpul para ulama, diantaranya: Ustadz Amin Jamaludin, Ustadz Hartono Ahmad Jaiz, Ustadz Luthfi Basori, Ustadz Daud Rasyid, Ustadz Ihsan Setiadi Latief, sedangkan Ustadz Adian Husaini berhalangan hadir. Semua membicarakan tentang perlunya Fatwa Syiah.
Pada 22 Maret 2012 telah dirumuskan Fatwa tentang Kesesatan Syiah yang ditandatangani oleh Ketua FUUI KH Athian Ali M Dai dan penasihat FUUI, KH Abdul Qodir Sodiq. Fatwa tersebut akan dipublish di Masjid al-Fajar Cicagra, hari ini, Ahad, 22 April 2012.
Berikut, isi Fatwa Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI) nomor 04/Rabiuts Tsani/1433 tentang Syiah :
1)    Pribadi/kelompok yang meyakini, mengajarkan dan menyebarkannya secara keseluruhan maupun sebagian dari faham Syiah di atas, yang meyakini dirinya pengikut syiah maupun tidak, adalah sesat dan menyesatkan serta berada di luar Islam.
2)  Umat Islam wajib membatasi interaksi, baik pribadi maupun kelompok dengan pengikut faham Syiah untuk menghindarkan diri dan keluarga dari pengaruh ajaran sesat mereka.
3)    Pemerintah Indonesia berkewajiban mengambil tindakan terhadap pribadi maupun kelompok Syiah, karena telah menodai kemurnian ajaran Islam sekaligus untuk menghindarkan konflik yang lebih besar sebagaimana terjadi di negara-negara lain.
Bandung, 22 Maret 2012 bertepatan dengan 29 Rabiuts Tsani 1433
Ditanda tangani KH Athian Ali M Dai selaku Ketua FUUI dan KH Abdul Qodir Sodiq (Penasihat FUUI) (Dendy/Desas) (Voa-Islam)
***

Ragu Kesesatan Syiah Berarti Melecehkan Ulama Sedunia

(Bandung)-Press conference yang dilaksanakan setelah selesai acara musyawarah Ulama Umat Islam Indonesia Ke-2 dihadiri oleh para wartawan dari berbagai media. Dilaksanakan di lantai dasar gedung masjid Al-Fajr Bandung Jawa Barat. Dalam hal ini, yang menjadi penjawab pertanyaan wartawan adalah KH. Athian Ali Da’i, Ustadz Hartono Ahmad Jaiz, dan KH. DR. Muhammad Rizal Ismail.
Di akhir acara tersebut, KH. Athian Ali Da’i menyatakan : “Semangat lahirnya musyawarah hari ini kita ingin para ulama berkumpul lalu kemudian merumuskan langkah-langkah kongkrit untuk menghentikan gerakan syiah. Bukan untuk mendiskusikan sesat dan tidaknya, karena itu semua sudah sepakat. Jadi kita sudah tidak akan melayani lagi diskusi soal sesat tidak sesat, Karena itu, malah kita jadi melecehkan ulama sedunia. Seolah-olah kita masih meragukan”.
 “kita sudah tidak akan melayani lagi diskusi soal sesat tidak sesat, Karena itu, malah kita jadi melecehkan ulama sedunia. Seolah-olah kita masih meragukan”
 Selain itu shoutussalam juga sempat meminta pesan kepada para Ulama yang akan disampaikan kepada kaum pemuda dan mahasiswa tentang penolakan syiah ini. Kemudian dalam hal ini pesan diwakilkan oleh KH. DR. Muhammad Rizal Ismail. Beliau berpesan agar
  1. lebih memperkuat keimanan, jangan sampai termakan oleh doktrin-doktrin pemikiran kaum syiah dan kemudian menganggap kaum syiah sebagai tokoh pemersatu umat islam atau tokoh pimpinan umat Islam, tokoh idola. Terlebih lagi menjadikan seolah-olah Iran itu sebagi symbol kekuatan umat Islam.
  2. Tidak terpesona dengan usaha-usaha rayuan mereka seperti nikah mut’ah, juga dengan didirikannyaIranian Corner di beberapa kampus-kampus dan juga beasiswa-beasiswa kuliah di Iran. Karena dari situlah program pen-syiah-an mereka.
  3. Mengajak mahasiswa untuk ikut serta mendukung penolakan Syiah. Dimungkinkan untuk dibentuk semacam forum mahasiswa anti syiah. (ayyas/ Shoutussalam.com)
***
Memperingatkan bahaya penerbitan dan media massa pro syiah
Sementara itu di antara rekomendasi yang dihasilkan dari musyawarah mengenai langkah-langkah strategis untuk menghadapi aliran sesat syiah itu memperingatkan bahaya penerbitan dan media massa pro syiah.
Dalam rekomendasinya disebutkan:
  • Memperingatkan masyarakat terhadap bahaya penerbit-penerbit yang terindikasi terlibat   gerakan syiah; seperti Mizan, Al Huda Jakarta, Al Bayan dll
  • Memperingatkan Masyarakat terhadap media cetak dan elektronik yang terindikasi mensponsori gerakan syiah di Indonesia : antara lain TV Al Hadi, Radio Rasil, Majalah Syiar dll
Masalah media massa yang terindikasi pro syiah tersebut sempat mendapatkan perhatian dan komentar, karena ada yang menjelaskan bahwa habib Zen Al-Kaf dari Al-Bayyinat Surabaya yang juga hadir dalam musyawarah ini telah menyatakan dalam seminar tentang syiah di Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) beberapa waktu lalu bahwa radio Rasil di Cibubur Jakarta mengusung faham syiah.
Dijelaskan pula bahwa ketika Ustadz Husen Alatas menjawab sebuah pertanyaan dari pendengar yang dibacakan pembawa acara Rasil AM720, yang terjadi pada Selasa malam (sekitar jam 23:00 wib) tanggal 25 Oktober 2011 (28 Dzulqa’dah 1432H), Ustadz Husen Alatas kala itu pernah mengatakan salah satu hadits riwayat Muslim dengan tudingan sebagai hadits palsu. Yaitu, hadits yang isinya antara lain mengatakan bahwa “orang tua Nabi di neraka”. Juga, ada satu hadits riwayat Bukhari yang dikatakannya menjijikkan. Yaitu, salah satu hadits yang mengatakan bahwa “Fathimah datang ke Nabi Muhammad dan berkata agar Nabi bersikap adil kepada istri-istrinya sebagaimana kepada Aisyah, dan ketika Fathimah datang kepada Nabi Muhammad, beliau sedang berada di pangkuan Aisyah”.
menurut Husen Alatas, Bukhari dan Muslim hanya mengumpulkan riwayat. Sedang yang menentukan shahih atau tidaknya hadits adalah ulama rabbaniyyin berdasarkan Al-Qur’an dan akal, tanpa menyebut siapa yang dia maksud ulama rabbaniyyin itu.
Sementara itu, mengenai Ustadz Zen Al-Hady, yang juga pernah menjadi nara sumber di Rasil AM 720, masyarakat sudah lama mengenali beliau sebagai misionaris Syi’ah, antara lain melalui kedudukannya sebagai Dewan Pembina di Yayasan Fathimah yang bermarkas di Jalan Batu Ampar III No.14, Condet, Jakarta Timur 13520. Yayasan Fathimah adalah salah satu dari sekian puluh Yayasan Syi’ah yang bertebaran di Indonesia.

  • Di hampir semua negara-negara Sunni, terdapat enclave (kantong) Shiah. Mereka akan menjadi ancaman terhadap kekuasaan Sunni di manapun. Gerakan mereka sangat politis. Mereka akan menyusup dalam jaringan kekuasaan. Inilah bahaya Shiah. Bukan hanya dari segi aqidah semata.
  • Ketika kelompok Shiah masih minoritas, mereka selalu berlaku “taqiyah” (berpura-pura),   tetapi ketika sudah menjadi kekuatan politik yang memiliki leverage (daya tawar), mereka tidak akan pernah memberi kesempatan terhadap golongan lainnya. Ini berlaku di manapun.
Bermula  1 Februari 1978 ketika Ayatullah Khomeini pulang ke Iran dari pengasingan di Paris. Kepulangannya disambut gegap gempita oleh ribuan rakyat Iran.
Khomeini langsung menyerukan penggulingan Perdana Menteri Shapour Bachtiar, yang menjadi perpanjangan tangan Shah Iran.
Itulah awal mula revolusi  Iran, yang kemudian dikumandangkan sebagai revolusi “Islam” ala Khomeini. Terdengar menggelegak ke seluruh jagad.
Khomeini seakan menjadi antitesa dari rezim Shah Iran yang disokong oleh Amerika Serikat. Seakan Khomeini menjadi sosok atau tokoh anti Amerika dan Barat. Khomeini menjuluki Amerika sebagai “setan besar”. Suara Khomeini yang penuh dengan emosi menggetarkan Dunia Islam, yang masih dalam perbudakan Amerika dan Barat.
Karena itu, banyak kalangan muda di Dunia Islam yang tertindas oleh rezim-rezim yang  menjadi kaki tangan Amerika Serikat dan Barat, menemukan bentuknya yang baru, dan sosok Khomeini sepertinya menjadi pahlawan mereka.
Betapa Ayatullah Khomeini menjadi pahlawan mereka dan dapat menjadi “katarsis” (pelepasan) ketertindasan mereka oleh rezim-rezim yang menjadi kolaborator dan kaki tangan Amerika Serikat dan Barat. Kaum muda di Dunia Islam yang sudah lama tertekan dan tertindas itu, dan dengan penuh semangat dan mengidetikkan diri mereka ke dalam revolusi “Islam “ Iran ala Khomeini.
Inilah awal masuknya pengaruh Iran ke Dunia Islam, dan lebih-lebih di  dunia Sunni, yang sebagian besar dikuasai rezim-rezim yang pro-Amerika dan Barat. Mereka membenci terhadap rezim-rezim di negara mereka, yang korup dan menindas. Mereka membenci kekuasaan yang sangat rakus dan menindas. Ucapan Khomeini yang menyebutkan Amerika Serikat sebagai “setan besar”, menjadikan mereka, terutama kalangan muda, memuaskan dahaga mereka dengan khayalan Khomeini itu.
Sejatinya revolusi “Islam” itu tak lain, hanyalah revolusi kaum “Shiah”, yang ingin meluaskan pengaruhnya ke dunia Sunni, dan sesudah dua dekade kemudian, banyak muncul kekuatan politik baru di dunia Sunni, yang bercorak ideologi Shiah. Mereka mempunyai pengaruh politik yang sangat luas dan signifikan.
Seperti di Lebanon yang mula-mula, ketika Zionis-Israel melakukan invasi militer ke Lebanon, tahun l982, dan melakukan pembantaian di kamp pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila, dilanjutkan pengusiran kekuatan Organisasi PLO yang dipimpin Yaser Arafat ke Tunisia, mengakibatkan terjadinya ke vakuman (kekosongan), yang kemudian diisi oleh kekuatan Shiah.
Iran yang sudah berada di tangan Khomeini kala terjadinya invasi Israel ke Lebanon mengirim pasukan Pasdaran (Pengawal Revolusi), dan sekarang menjelma menjadi kekuatan Hesbullah (Shiah), secara de facto dan de jure telah menguasai Lebanon. Hesbullah telah mencaplok Lebanon.  Hesbullah terlibat konspirasi membunuh Perdana Menteri Rafiq Hariri (Sunni) bersama dengan Suriah, yang sekarang ini Hesbullah mengambilalih kekuasaan di Lebanon.
Hakikatnya Shiah itu  sebagai sebuah gerakan politik dengan menggunakan isu agama, dan menjadikan “ahlul bait” sebagai dasar yang digunakan  melanggengkan sentimen terhadap gologan Sunni. Ketika kelompok Shiah masih minoritas, mereka selalu berlaku “taqiyah” (berpura-pura),   tetapi ketika sudah menjadi kekuatan politik yang memiliki leverage (daya tawar), mereka tidak akan pernah memberi kesempatan terhadap golongan lainnya. Ini berlaku di manapun.
Kekuatan Shiah  sekarang membentang mulai dari Lebanon  sampai ke Yaman. Seperti bulan Sabit. Melingkar dari atas Lebanon, Irak, Iran, Bahrain, dan Yaman. Di hampir semua negara-negara Sunni, terdapat enclave (kantong) Shiah. Mereka akan menjadi ancaman terhadap kekuasaan Sunni di manapun. Gerakan mereka sangat politis. Mereka akan menyusup dalam jaringan kekuasaan. Inilah bahaya Shiah. Bukan hanya dari segi aqidah semata.
Di Bahrain, di tahun l990, Shiah masih minoritas. Sekarang menjadi mayoritas. Kekuatan Shiah di Bahrain sudah menjadi ancaman negara. Mereka berusaha melakukan penggulingan terhadap kekuasan di Bahrain dengan sokongan dari Iran dan Hesbullah di Lebanon. Di Yaman kekuatan Shiah Houthi melakukan pemberontakan yang tanpa henti. Dengan dukungan Iran. Senjata mereka melimpah.  Sampai sekarang pemerintah Yaman tidak bekutik menghadapi Shiah Houthi.
Arab Saudi sekarang menghadapi Shiah. Saudi kewalahan menghadapi kekuatan baru di timur negara itu. Sayangnya para penguasa Arab Saudi, justru yang menjadi target operasi mereka yaitu al-Qaidah, yang justeru mereka menginginkan tegaknya hukum Islam (Allah). Sedangkan kelompok Shiah, sudah jelas-jelas menjadi ancaman dari segi aqidah, tetapi, kerajaan Saudi bersikap lunak dibandingkan menghadapi ancaman al-Qaidah.
Di  Indonesia sudah sangat tepat dan wajib, seperti yang dilakukan oleh Forum Ulama dan Umat Islalm Indonesia (FUUI), yang dipimpin oleh Kiai Athian Ali mengumpulkan seluruh ulama dan pimpinan ormas Islam menghadapi ancaman Shiah.
Karena kalangan Shiah di Indonesia, mereka mengklaim sudah memiliki pengikut 4 juta  orang. Belum lagi, kalau para mahasiswa Indonesia yang sekarang  berada di Qom, dan  pulang ke Indonesia, maka ancaman Shiah akan sangat nyata,  dan membahayakan bagi masa depan Islam. Karena Shiah bukan hanya sesat secara aqidah, tetapi sepanjang sejarahnya, Shiah menjadi alat musuh-musuh Islam menghancurkann Islam. Wallahu a’lam./ opini redaksi voasilam.com, Senin, 23 Apr 2012

http://nahimunkar.com/15011/hasil-lengkap-musyawarah-ulama-dan-ummat-islam-indonesia-tentang-langkah-strategis-hadapi-aliran-sesat-syiah/
http://nahimunkar.com/15020/fuui-keluarkan-fatwa-sesatnya-syiah-ratusan-ulama-di-indonesia-sepakat-bubarkan-syiah/
http://nahimunkar.com/15025/bahaya-dan-ancaman-shiah-di-seluruh-dunia-islam/


4 comments:

  1. LUAR BIASA POTENSI UMAT YANG PRO UNTUK MENGATAKAN SYIAH secara GENERAL ADALAH SESAT ATAU KAFIR.

    SEJATINYA, JANGAN SEMATA-MATA MELIHAT DARI SEDIKIT BANYAKNYA PENGIKUT, TETAPI ALANGKAH BAIKNYA MASING-MASING KITA (DI ERA INFORMASI INI) LANGSUNG MENGAKSES UPAYA PENDEKATAN MAZHAB DAN PERSATUAN ISLAM (BUKAN PERMUSUHAN).

    www.umatyangsatu.blogspot.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. ketika ada manusia yang ingin menyatukan air dan minyak, maka dipertanyakan kesehatan logikanya. begitu juga dengan penyatuan sunnah - syiah, karena aqidahnya (keyakinan fundamental) 180 derajat berkebalikan.

      Delete
  2. Coba fikir ulang, pakai penelitian yg objektif sebelum menulis. Bukan agitatif.
    Ini negara Pancasila, Bung!
    Bebas beragama, berpendapat dan berserikat!

    ReplyDelete
    Replies
    1. ini bumi Alloh bukan pancasila, kalau mau Alloh ratakan sekalian dengan bencana, apa susahnya? apakah pancasila bisa menolong Anda saat Anda nanti menghadapi malaikat maut? silakan berfikir lebih cerdas.
      syukron.

      Delete

Silakan Berkomentar