Thursday, April 26, 2012

PALESTINA: POLISI GAZA DEMONSTRASI BERSAMA RAKYAT, ISRAEL LAKUKAN BLOKADE TOTAL

JALUR GAZA, Rabu (Sahabatalaqsha.com): Di seluruh dunia Arab yang setahun setengah terakhir ini digembirakan oleh revolusi, banyak orang yang sedang cemas menghadapi arus kontra-revolusi. Yaitu berbaliknya kekuatan-kekuatan lama untuk kembali menindas rakyat dengan cara baru.

Di Gaza, revolusi menghadapi penjajah Zionis Yahudi tak pernah berhenti, dengan segala cara. Tentara, polisi, pemimpin dan seluruh rakyat, sama-sama bergerak dengan satu kata: perlawanan (al-muqawamah).

Salah satunya, kemarin kami menyaksikan, lebih dari satu SSK (satuan setingkat kompi) polisi dan sekelompok polisi militer, lengkap dengan para komandan tertingginya, berunjuk rasa di depan Markas Palang Merah Internasional di tengah Madinah Gaza.
Mereka menunjukkan solidaritas kepada ribuan tawanan Palestina di penjara-penjara Zionis, yang sudah dua bulan lebih melakukan aksi mogok makan, memprotes berbagai perlakuan biadab atas mereka.
“Baru pertama kali nih seumur hidup, lihat tentara dan polisi berunjuk rasa membela rakyat,” komentar Amirrul Iman, Direktur Operasional Sahabat Al-Aqsha sambil mengarahkan kameranya.
Tim Sahabat Al-Aqsha (SA2Gaza) diundang untuk ikut serta dalam unjuk rasa ini. Ditemani seorang perwira polisi penerangan Gaza, jam 10.30, kami tiba di halaman sebuah komplek pertemuan di pinggir pantai Mediterania yang indah yang diberi nama Al-Huda Resort. Tempat ini milik Kementerian Dalam Negeri Palestina.
Sambil menikmati angin pantai yang segar, kami mendengarkan penjelasan Islam Syahwan, Direktur Penerangan Keamanan Dalam Negeri pada Kementerian Dalam Negeri Palestina, “Kementerian kami bertanggung jawab bukan saja urusan administrasi kependudukan, melainkan juga menggerakkan setiap rumah agar selalu siaga menghadapi berbagai gangguan dan ancaman dari dalam maupun dari luar.”

(Dari kanan ke kiri) Wakil Mendagri Kamil Abu Madhy, Panglima Pasukan Keamanan Nasional Mayjen Abdullah Jamal, Panglima Pasukan Pertahanan Rakyat Brigjen Yusuf Zahhar, dan Abu 'Adil Azzam veteran mujahidin Palestina di Afghanistan. Foto: Sahabat Al-Aqsha
Sambil menunggu berkumpulnya seluruh peserta unjuk rasa, kami diajak duduk di kursi-kursi plastik di sebuah tenda warna-warni. Di situ sudah ada Brigadir Jenderal Yusuf Zahhar, Direktur Pasukan Pertahanan Rakyat (Difa’ Madani) yang berseragam dan berbaret hitam.
Lelaki gagah tinggi besar dan berjenggot itu menyalami kami dengan ramah. Panglima tertinggi pasukan yang melibatkan semua lelaki berusia 18 tahun ke atas di Palestina itu adalah adik kandung Dr. Mahmud Zahhar, bekas Menteri Luar Negeri Palestina, salah satu arsitek strategi pembebasan Jalur Gaza.
Sudah hadir juga Brigjen (purn.) Abu ‘Adil Azzam, kerabat almarhum Syeikh Abdullah Azzam yang berjihad bersamanya di Afghanistan. Abu ‘Adil pernah dipenjara Zionis Yahudi selama 11 tahun.
Tak lama kemudian tamu-tamu lain dari kalangan pemimpin berdatangan. Yaitu Mayor Jenderal Jamal ‘Abdullah atau akrab dipanggil Abu ‘Ubaydah Al-Jarrah, Direktur sekaligus Panglima Pasukan Keamanan Bangsa (Amn Wathaniy) Palestina. Juga Kamil Abu Madhiy, Wakil Menteri Dalam Negeri Palestina.
Mereka inilah tokoh-tokoh Hamas yang ditugaskan menempati pos-pos pemerintahan yang diamanahkan rakyat Palestina kepada mereka sejak tahun 2006. Kedudukan mereka serta seluruh lembaganya merupakan tandingan atas pemerintah Otorita Palestina yang didukung Zionis Yahudi dan Amerika Serikat.
Ahlan wa Sahlaaan… Apa kabar? Sudah berapa lama di Gaza?” Mayjen Abu ‘Ubaydah Al-Jarrah menyalami SA2Gaza sambil tersenyum ramah.
Tak lama kemudian, rombongan unjuk rasa bergerak, sebagian besar berjalan kaki, sebagian kecil dengan kendaraan termasuk bis. Jarak dari tempat itu ke Markas Palang Merah Internasional di pusat kota tak sampai satu kilometer.
Setibanya di tempat yang dituju, seluruh rombongan berjalan kaki. Para pemimpin Kementerian Dalam Negeri memasuki tenda protes yang didirikan rakyat Palestina persis di trotoar yang berdempetan dengan Markas Palang Merah Internasional.
Tenda yang berbentuk memanjang itu dipenuhi puluhan kursi plastik dan spanduk-spanduk bergambar wajah para tokoh pejuang Palestina dari berbagai faksi: Fatah (PLO), Front Popular Rakyat Palestina, Jihad Islam, Hamas, dan lain-lain…
Sekelompok kecil pemuda nampak agak rikuh duduk persis di depan para pemimpin pemerintah Hamas. Salah seorang diantaranya yang berpenampilan mirip seorang artis menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya dalam-dalam.
Seseorang berbisik kepada kami, bahwa pemuda-pemuda itu dari gerakan Fatah yang masih tersisa di Gaza.
Dipimpin seorang pemuda bersuara lantang yang berbicara lewat pengeras suara yang sempurna, acara berlangsung ringkas, khidmat, dan tegas.
Acara dimulai dengan sambutan tunggal oleh Islam Syahwan, Direktur Penerangan Keamanan Dalam Negeri. Islam menyebutkan nama-nama tokoh tawanan dari semua faksi perjuangan termasuk Marwan Barghouti dari Fatah (PLO), dan terutama insinyur Al-Qassam yang sangat masyhur Hasan Salamah yang dihukum oleh pengadilan Zionis Yahudi dengan hukuman penjara 1750 tahun.
Tawanan lain, ‘Abdullah Al-Ghautsaniy dihukum lebih dari 6000 tahun hukuman penjara.

Satu regu polisi militer Gaza ikut unjuk rasa dan memekikkan Ikrar. Foto: Sahabat Al-Aqsha.
Unjuk rasa itu dilanjutkan dengan pembacaan ikrar oleh semua yang hadir sambil berdiri. Beberapa orang staf Palang Merah Internasional berkebangsaan asing yang juga hadir, ikut berdiri meski nampaknya tak semua memahami isi ikrarnya.
Bait demi baik “Ikrar untuk Para Tawanan” yang dibacakan oleh pembawa acara itu, diikuti oleh sekitar dua ratus orang yang hadir, termasuk satu regu pasukan polisi militer berbaret merah bersenjata lengkap, yang laras-larasnya ditundukkan ke tanah, isyarat damai tapi waspada.
“Kami berjanji…
tidak akan pernah
mendiamkan para tawanan sendirian…
dengan izin Allah!!!”
“Kami berjanji…
tidak akan pernah
berhenti berjuang
sampai para tawanan
bebas seluruhnya…
dengan izin Allah!!!”
Demikianlah diantara bait-bait janji yang digemuruhkan para pengunjuk rasa ke atas langit biru cerah yang menaungi mereka. Matahari bersinar lembut di atas Gaza, diiringi angin pantai Laut Tengah yang masih sejuk di bulan April.
Janji tadi dibacakan oleh ribuan orang, yang setiap hari berganti-gantian datang ke depan Palang Merang Internasional. Murid-murid sekolah, pegawai, persatuan guru, persatuan olah raga, persatuan pengajian ibu-ibu, semuanya datang setiap hari bergantian dan berunjuk rasa.
Sesudah janji dibacakan, unjuk rasa selesai, pasukan dari berbagai kesatuan itu, terutama Pertahanan Rakyat, dengan tertib meninggalkan lokasi.
Ngomong-ngomong soal tawanan, jadi teringat Ghilad Shalit. Beberapa bulan yang lalu kopral Zionis itu dipakai oleh para pejuang Palestina di Gaza untuk memaksa Zionis membebaskan 1.027 orang tawanan Palestina. Ghilad diculik 5 tahun sebelumnya dari dalam tank-nya saat menyerang rumah-rumah rakyat Gaza.
Di tempat lain selain Gaza, orang berjanji dan bersumpah, baru setelahnya berusaha menunaikan janjinya. Tidak sedikit orang yang tak menunaikan janjinya, dan tak merasa bersalah. Di Gaza orang menunaikan janji dulu dengan sempurna, baru meneriakkan janjinya. Terutama kepada para tawanan di penjara-penjara…
Pantas lah negeri ini diberkahi Allah, dan kemenangan demi kemenangan dipetik berbunga-bunga. Karena setiap kata dan janji yang diucapkan, tidak cuma ditunaikan, tapi dijihadkan dengan darah dan nyawa.* (Sahabatalaqsha.com)

Hidayatullah.com--Otoritas penjajah Zionis-Israel menyatakan permberlakukan blockade militer menyeluruh atas semua wilayah Palestina yang didudukinya, mulai Rabu pagi (25/04/2012) sampai Jum’at (27/04/2012), dalam rangka peringatan 64 tahun bedirinya entitas Zionis (menurut penanggalan Ibrani) yang mengusir rakyat Palestina dan menghancurkan lebih dari 500 desa dan kota Palestina.
Demikian juga unit emergency dan tim medis telah mengumumkan menaikan status siaga level (b) untuk mengantisipasi terjadinya aksi-aksi perlawanan.
Sementara itu pasukan Zionis-Israel memutuskan menutup gerbang Karim Abu Shalom yang menuju Jalur Gaza, mulai hari ini hingga hari Ahad depan.
Sekitar pukul 11 pagi kemarin, suara sirine sempat berbunyi selama dua menit, untuk memperingati korban Zionis yang terbunuh dalam perang atau dalam aksi-aksi perlawanan Palestina dan Arab, yang menurut data resmi Zionis Israel, jumlahnya mencapai 22993 serdadu sejak deklarasi negara entitas Zionis Israel.
Peringatan ini didahului dengan upacara-upcara resmi dan rakyat yang akan dimulai hari Kamis, besok, di semua penjuru kota pendudukan, untuk memperingati bedirinya entitas Zionis Israel.
Sementara itu warga Palestina 1948 mengumumkan penyelenggaraan pawai ke desa-desa yang ditinggalkan penduduknya, di mana warga Palestina dipaksa meninggalkan desa-desa tersebut karena pembantaian yang dilakukan geng-geng Zionis Israel, sekaligus untuk memperingati hari Nakba (prahara) yang dialami rakyat Palestina pada tahun 1948.
Agen Israel
Di tempat berbeda, sumber keamanan Palestina mengabarkan bahwa pejuang perlawanan berhasil menangkap seorang agen rahasia Zionis Israel di Jalur Gaza.
Kepada situs Majdu, dikutip Palestine Information Centre (PIC), Rabu (25/04/2012) sumber menegaskan bahwa agen tersebut ditangkap saat menunggu salah seorang kerabatnya yang bekerja di pihak perlawanan. Disebutkan bahwa agen bekerja dengan sangat rapi sehingga membuatnya sulit terdeteksi aparat keamanan. Menurut sumber pihak keamanan pejuang mampu mengungkap semua metode yang digunakan para agen Israel.
Disebutkan pihak Israel terus berkomunikasi dengan para agennya tanpa memberikan tugas tertentu kepada mereka. Para agen Israel di Gaza diperintahkan mengawasi sejumlah sasaran, namun pihak keamanan keburu menangkap mereka dengan cara yang cerdas.
Seoranga agen Israel berkomunikasi dengan perwira Shin Bet yang menyuruhnya untuk mencatat rumah dan orang yang tinggal di sekitarnya.
Menurut Menteri Dalam Negeri Palestina, Fathi Hamad beberapa waktu lalu pihaknya telah menangkapan lebih dari 10 agen rahasia Zionis-Israel.*



Hidayatullah.com--Beberapa sumber dari pihak Palestina menyebutkan bahwa seratus macam obat-obatan terancam krisis, dari seratus jenis itu 20 jenis untuk mereka yang menderita sakit permanen, sedangkan 60 jenis merupakan obat-obatan utama. Krisis itu juga menyebabkan beberapa rumah sakit menghentikan operasi medis, demikian lansir Al Jazeera (16/4/2012).
Kelangkaan obat-obatan tersebut disebabkan karena kebijkan Kementerian Kesahatan Pelstina yang memutuskan untuk tidak menambah jumlah obat-obatan yang diimpor dan diproduksi disebabkan hutang yang sedang melilit pihak pemerintah saat ini.
Haitsam Masruji selaku ketua Perserikatan Importir Obat-obatan menyebutkan bahwa kelangkaan itu disebabkan karena pihak Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keungan tidak melunasi hutang mereka kepada pihak importir. Ia juga menjelaskan bahwa 100 jenis obat-obatan di Kementerian Kesehatan sudah habis dan pada bulan mendatang obat-obatan jenis lain juga akan habis.
Menurut Masruji, karena kakurangan obat-obatan beberapa klinik pengobatan berhenti beroperasi, sebagaimana rumah sakit Khalil yang dikelolah pemerintah telah mengumumkan untuk menghentikan operasi medis.
http://hidayatullah.com/read/22383/25/04/2012/hanya-di-gaza%3A-tentara-dan-polisi-berunjuk-rasa-membela-rakyat.html
http://hidayatullah.com/read/22391/26/04/2012/zionis-israel-lakukan-penutupan-menyeluruh-wilayah-palestina.html
http://hidayatullah.com/read/22251/17/04/2012/100-jenis-obat-telah-habis-di-palestina.html

No comments:

Post a Comment

Silakan Berkomentar