Friday, March 23, 2012

DUKUNGAN OPOSISI SURIAH DARI MESIR DAN SAUDI

RIYADH (Arrahmah.com) - Arab Saudi mengirimkan perlengkapan militer untuk pemberontak Suriah dalam rangka menghentikan pertumpahan darah yang dilakukan oleh rezim Presiden Bashar Al Assad, seorang diplomat Arab menyatakan pada hari Sabtu (17/3/2012).

"Perlengkapan militer Saudi saat ini sedang dalam perjalanan ke Yordania untuk mempersenjatai Angkatan Militer 'Bebaskan Suriah'," pejabat yang enggan diungkapkan identitasnya itu menyatakan pada AFP.
"Ini adalah inisiatif Saudi untuk menghentikan pembantaian di Suriah." tambahnya.
Pengumuman ini datang dua hari setelah kerajaan monarki Saudi menyatakan bahwa pihaknya telah menutup kedubesnya di Suriah dan menarik seluruh staf yang bekerja di sana.
Riyadh telah dengan tegas memperlihatkan sikap penolakannya terhadap rezim Assad. Bersama dengan Dewan Kerjasama Teluk (GCC), Saudi mengusir utusan Suriah bulan lalu dan menarik seluruh stafnya dari Suriah.
Awal bulan ini, Menlu Saudi, Pangeran Saud al Fasial, mengumumkan bahwa Saudi membela hak oposisi Suriah untuk mempersenjatai diri mereka sendiri.
Sementara pekan lalu, Menteri Infromasi Suriah, Adnan Mahmoud, menyatakan bahwa Arab Saudi dan Qatar mendukung kelompok teroris bersenjata yang beroperasi di negara tersebut dan bertanggung jawab atas pertumpahan darah yang melanda negeri tersebut.

IDLIB (Arrahmah.com) – Tentara kebebasan pro revolusi Suriah mengumumkan berhasil membebaskan propinsi Idlib dari cengkeraman militer rezim Nushairiyah Suriah, Ahad (18/3/2012).
Salah seorang perwira tentara kebebasan, Khalid Yusuf al-Hamud kepada harian Sharq Awsath menyatakan bahwa propinsi Idlib secara de facto kini berada dalam kendali tentara kebebasan. Ia menambahkan bahwa militer rezim Suriah hanya menguasai daerah yang sangat terbatas.
“Mundurnya tentara kebebasan dari Bab Amru hanyalah sebuah taktik. Sebab militer rezim mengerahkan persenjataan berat dan didukung oleh tentara bantuan yang sangat besar.”ujarnya.
Al-Hamud menegaskan bahwa militer rezim Suriah adalah tentara yang tidak memiliki akidah, kekuatan, maupun keberaniaan. Menurutnya, persenjataan angkatan udara Suriah adalah persenjataan lama dan tentara kebebasan bisa menjatuhkan pesawat militer rezim.

KAIRO (Arrahmah.com) – Pemimpin Gerakan Perlawanan Rakyat kota Suez, syaikh Hafizh Salamah menegaskan bahwa ia akan memimpin rombongan kaum muslimin di Mesir beberapa waktu mendatang untuk berangkat memperkuat mujahidin di Homs.
Sementara itu Jama’ah Islamiyah Mesir dan sayap politiknya, Partai Pembangunan dan Pertumbuhan, mengecam keras sikap Liga Arab dalam menghadapi pembantaian warga sipil muslim Suriah oleh rezim Nushairiyah Suriah.
Meski pembantaian telah berjalan selama setahun seiring usia revolusi rakyat Suriah, Liga Arab tidak melakukan aksi nyata apapun untuk menghentikannya. Jama’ah Islamiyah Mesir menuntut pengiriman senjata dan logistic untuk memperkuat tentara kebebasan Suriah yang pro revolusi rakyat, demikian dilaporkan oleh harian Al-Wafd, Ahad (18/3/2012).
Jama’ah Islamiyah Mesir menuntut Liga Arab segera mengirimkan senjata dan logistik ke Homs dan Himah untuk mendukung sepenuhnya revolusi Suriah. Langkah itu sudah seharusnya segera diambil mengingat Rusia, China, dan Iran telah mendukung sepenuhnya aksi pembantaian yang dilakukan oleh rezim Nushairiyah Suriah.
Sikap Jama’ah Islamiyah Mesir itu ditegaskan dalam konferensi rakyat yang digelar oleh jama’ah dan sayap politiknya dalam rangka dukungan kepada rakyat muslim Suriah setelah setahun berjalannya revolusi. Jama’ah juga menuntut diplomasi Arab dan Mesir untuk segera membekukan hubungan diplomasi dengan Suriah, mengusir dubes Suriah di Kairo, dan secara bertahap mengeluarkan Suriah dari Liga Arab. Selain itu, Jama’ah juga menuntut Bashar Asad dan para petinggi pemerintahannya diadili oleh Liga Arab dan Mahkamah Internasional.
Lebih dari 10 ribu rakyat propinsi Ismailiyah dan anggota Jama’ah hadir dalam konferensi itu. Konferensi dipimpin oleh tokoh-tokoh Jama’ah yang telah memilih jalan perjuangan politik parlementer seperti syaikh Thariq Zamr, Abud Zamr, Ashim Abdul Majid, Shafwat Abdul Ghani, Uzamah Ruysdi, Hafizh Salamah, dan Dr. Aisyah Atha.
Tokoh-tokoh teras Jama’ah lainnya yang konsisten berjuang lewat jalur jihad masih mendekam di penjara, seperti syaikh Umar Abdurrahman, Musthafa al-Islambuli, dan Rifa’i Ahmad Thaha. Sementara tokoh jama’ah yang berada di luar penjara menyatakan bergabung dengan Al-Qaeda sejak 2007, dipimpin oleh syaikh Muhammad Khalil Hakayimah.

Sumber:
http://arrahmah.com/read/2012/03/18/18844-saudi-persenjatai-kelompok-oposisi-suriah.html
http://arrahmah.com/read/2012/03/18/18847-tentara-kebebasan-mengumumkan-pembebasan-idlib-dari-militer-rezim-suriah.html
http://arrahmah.com/read/2012/03/19/18866-umat-muslim-mesir-siap-berangkat-untuk-memperkuat-mujahidin-suriah.html

No comments:

Post a Comment

Silakan Berkomentar