Sunday, February 26, 2012

SERIAL MEMBONGKAR BOROK AGAMA PAGAN SYIAH

JAKARTA (Arrahmah.com) - Maraknya kemunculan agama-agama baru dan aliran sesat, membuat Majelis Mujahidin LPW (Lajnah Perwakilan Wilayah) Jabodetabek Tausiah Umum dengan tema “Membongkar Borok Agama Syi’ah, pra debat Islam versus Syi’ah”, pada Ahad (19/2) lalu, diadakan di masjid At Taqwa, kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) Cakung, Jakarta Timur.

Tausiah Umum menghadirkan pakar-pakar Syi'ah Ust. Drs. Muhammad Thalib (Amir Majelis Mujahidin), Ust. DR. Ahmad Zain An-Najah, MA (Direktur Pesantren Tinggi Al Islam, Bekasi) dan Ust. Farid Achmad Okbah, M. Ag (Ketua Yayasan Pesantren Tinggi Al Islam, Bekasi) Kehadiran para tokoh ini membuat tausiah umum ini makin memperkaya pengetahuan jama’ah ta’lim dengan pengetahuan mengenai Syi’ah.
Acar bermula pukul 09.00 hingga 12.00. Dalam kesempatan tersebut disampaikan juga bagaimana Aqidah Syi’ah hingga masalah nikah mut’ah yang sangat keji dan munkar. Syi’ah berkeyakinan bahwa siapapun yang mampu mut’ah empat kali, maka ia setara dengan Rasulullah. Na'udzu billah min dzalik.
Syi’ah benar-benar telah menghinakan imam-imam kaum Muslimin dengan menyamakan derajat mereka dengan para pelaku praktek pelacuran dan perzinahan. Tegas Ust. Muhammad Thalib.
Dalam kesempatan yang sama, Ust. Dr. Ahmad Zain An-Najah, menyampaikan tentang keganjilan Aqidah Syi’ah Rafidhah yang tertera dalam kitab mereka, Al-Kaafi, karangan al-Kulaini, yang disebut-sebut sebagai kitab Syiah paling shahih, terdapat banyak keganjilan Aqidah yang melecehkan kesucian Aqidah Islam.
Sebelum acara ditutup, moderator membacakan beberapa point dari hasil Tausiah Umum dan menjadi rekomendasi Majelis Mujahidin LPW Jabodetabek yang harus diperhatikan setiap Muslim:
  1. Syi'ah Imamiyah yang mendominasi Iran, Libanon, Suriah, Iraq, Pakistan, Indonesia dan lainnya adalah agama diluar Islam. Karena Aqidah, Ibadah dan sistem manhaj beragama yang sangat berbeda 180 derajad dengan Islam. Mereka adalah Kafir, keluar dari Islam.
  2. Agama Syi'ah diciptakan oleh seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba' dari Yaman yang berpura-pura masuk Islam untuk menghancurkan Islam dan umatnya dari dalam. Juga sebagai dendam kusumat karena Khalifah Umar bin Khattab telah menghancurkan Persia sampai keakar-akarnya. Maka mereka memuja Abu Lukluah karena berhasil membunuh Khalifah Umar radhiallahu'anhu.
  3. Hati-hati dengan Aqidah taqiyyah (menyembunyikan) serta tipu muslihat Syiah, maka jangan percaya omongan mereka yang terdengar santun yang berupaya menyatukan Sunni dan Syi'ah.
  4. Saat ini mereka (pimpinan syi'ah) terlah menggelontorkan  milyaran dolar untuk membayar tokoh-tokoh, ormas-ormas, LSM-LSM, partai-partai dan lainya agar membela Syi'ah dengan sekedar mengatakan minimal "Syi'ah bagian dari Islam". Maka berhati-hatilah terhadap mereka yang mengatakan seperti itu. Mengutip perkataan Imam Malik yang disampaikan Ust. Muhammad Thalib: "barangsiapa yang tidak MENGKAFIRKAN aqidah Syi’ah ini, maka dia termasuk Kafir"
  5. Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) telah layangkan surat ke Dubes Iran di Indonesia untuk DEBAT PUBLIK secara ilmiah. Akan tetapai sampai sekarang belom direspon. Ini mengindikasikan bahwa mereka memang takut berhadapan dengan Kaum Muslimin karena takut  borok-borok mereka akan tampak dikuliti oleh Ahlussunnah.
  6. 12 Imam-imam yang diklaim  orang-orang Syi'ah sebagai imam mereka adalah bukan Syi'ah, bahkan mereka berlepas diri dari Syi'ah.
  7. Menghimbau agar seluruh Umat Islam waspada terhadap Agama Syi'ah dan menjaga diri serta keluarga dari virus-virus jahat Syi'ah.
  8. Dan kepada seluruh Kaum Muslimin khususna di Indonesia agar mempelajari  Islam secara Kaffah berpedoman kepada Al Qur'an dan As Sunnah dengan pemahaman Shalafusshalih dan bersatu mengedepankan Jihad melawan Syi'ah dan kekufuran-kekufuran lainnya. 
(ukasyah/arrahmah.com)

Sekilas berbicara ajaran Syi'ah seperti bagian dari agama Islam. Namun, jika dikaji lebih dalam pembaca akan mengetahui dan menemukan perbedaan yang sangat jauh dengan Islam.
Tidak sedikit umat Islam yang terpengaruh dengan ajaran Syi’ah. Tak terkecuali dari tokoh-tokoh Islam sendiri. Untuk memperdalam bagaimana ajaran Syi’ah itu sebenarnya, Eman Mulyatman dari Sabili mewawancara Ustadz Farid Achmad Okbah, M. Ag, Ketua Yayasan Al-Islam, Bekasi.
Wawancara berlangsung di sela-sela acara Tausiah Umum, “Membongkar borok Agama Syi’ah, Pra Debat Islam versus Syi’ah” Ahad, (19/02/2012), di Masjid At-Taqwa, PIK, Cakung, Penggilingan, Jak-Tim, yang diselenggarakan Majelis Mujahidin.
Berikut petikan wawancaranya:
Indonesia menjadi target Syi'ah?
Sebenarnya Syi'ah bukan hanya masalah nasional, tapi telah menjadi masalah internasional. Niat umat Islam untuk bisa menerima Syi'ah sebagai satu bagian dari umat Islam, oleh Syi’ah disalahgunakan untuk melakukan Syi'ah-nisasi terhadap umat Islam. Hal ini yang menyadarkan Prof Yusuf Qaradhawi yang tadinya mendukung pendekatan Syi'ah dan Sunnah —tetapi pada tahun 2009— berbalik menjadi menyerang dan mengungkapkan kebobrokan Syi’ah. Dalam kitab al-Fatawa Muasirah beliau mengatakan, “Gerakan Syi’ah di Indonesia telah menggurita.” Menurut pengakuan mereka telah dididik sebanyak 300 orang setiap tahunnya untuk menjadi kader Syi’ah.
Siapa, “Mereka” yang Anda maksud?
Jelas, di baliknya ada negara Iran. Diantaranya kedutaan Iran melakukan gerakan dengan menyebarkan ajaran Syi'ah. Syi'ah telah masuk ke Ormas-ormas, Lembaga Pendidikan, Yayasan dan lain sebagainya.
Apakah karena ada dukungan politik dari Pemerintah Indonesia sendiri?
Sebagian tokoh dari Indonesia tidak paham tentang Syi'ah. Mereka menerima hanya karena semangat persaudaraan. Akibatnya mereka terpengaruh secara emosional dan melindungi orang-orang Syi'ah bahkan mengatakan Syi'ah itu tidak sesat. Di Indonesia ada sentimen anti Amerika dan Yahudi Zionis Israel, ini yang mereka manfaatkan sehingga dengan sentimen tersebut kita (umat Islam) terkelabui. Padahal Syi'ah jauh lebih jahat dari Israel.
Kenapa Syi’ah dikatakan lebih jahat dari Israel?
Israel menyerang fisik sedangkan Syi’ah berani merusak umat Islam dari dalam yaitu merusak aqidah.
Sejauh mana Syi'ah sudah merasuk?
Di lingkaran istana mereka telah masuk, bahkan ke lingkaran DPR pun mereka masuk. Pesannya telah meluas, jika tidak diwaspadai secara bersama maka khawatir menjadi ancaman buat umat Islam. Seperti halnya Indonesia membentuk Badan Narkotika Nasional (BNN) —untuk menangkal narkoba dengan biaya, tenaga, statistik dan sebagainya— tetapi bila umat Islam tidak melakukan langkah sehebat BNN maka Syi'ah akan menyebar lebih hebat dari narkoba. Bagi umat Islam, narkoba itu bahaya untuk fisik tetapi Syi'ah jauh lebih berbahaya dari narkoba. Karena Syi'ah akan merusak keyakinan dan aqidah. Ini untuk menggambarkan kenapa Syi'ah lebih berbahaya dari narkoba.
Mereka mengklaim bahwa Syi'ah adalah sejarah tua di Indonesia?
Saya tidak sedang berbicara sejarah, karena itu masih dalam perdebatan. Tetapi ini menyangkut masalah aqidah referensinya ulama-ulama dengan pandangan-pandangannya. Produk yang mereka berikan, ada sekitar 800 buku (tentang bahaya Syi'ah) yang sudah disebarkan di masyarakat.
Apakah taktik yang mereka gunakan sehingga masyarakat terkelabui?
Mereka selalu mengatasnamakan Ahlul Bait, bentuk cover orang Syi'ah agar bisa diterima di masyarakat. Kita umat Islam, semua cinta kepada Ahlul Bait. Di antara yang membawa Syi’ah adalah habib-habib. Bersyukur sekarang ada habib yang menolak Syi'ah.
Apakah Syi'ah itu bukan Islam?
Syi'ah itu tidak sama, ada syi’ah Imamiyah ada Syi’ah Ja’fariyah. Mereka mengaku sebagai muslim, shalatnya menghadap ke kiblat tetapi rukun Islam mereka lima yaitu shalat, puasa, zakat, haji dan loyalitas kepada imam dan rukun iman mereka ada lima yaitu iman kepada tauhid, iman kepada keadilan, iman kepada kenabian, iman kepada keimamahan dan alma’at hari kiamat. Jika itu berbeda dengan keyakinan umat Islam maka tidak dikatakan mereka kafir sebelum mereka melakukan kekafiran betul karena ini masih bersifat ajaran. Tapi kalau dilihat dari ajarannya jelas Syi'ah bukan ajaran Islam.
Bagaimana dengan aktivitas IJABI dan ABI Itu?
Ikatan Jamaah Ahlul Bait (IJABI) dan Ahlul Bait Indonesia (ABI) itu adalah gerakan resmi Syi'ah yang melakukan suatu langkah-langkah secara alpha centauri dan melakukan dakwah dengan menggunakan kendaraan organisasi. Umat Islam harus pantau mereka dan kita juga harus peringatkan kepada masyarakat supaya tidak terbawa pada gerakan IJABI dan ABI karena mereka sangat aktif di daerah-daerah.
Kenapa Indonesia menjadi target?
Indonesia mayoritas muslim dan Syi'ah punya kepentingan. Di Indonesia itu sudah ada basisnya yaitu habib-habib. Para habib mempunyai pengaruh di daerah-daerah maka Syi'ah akan menungganginya. Tetapi tidak semua habib mau mereka tunggangi, seperti habib Thohir beliau malah menolaknya.
Bagaimana cara mereka masuk pada masyarakat?
Melalui budaya dengan dzikir kemudian ditumbuh suburkannya majelis-majelis thariqah, walaupun tidak semua kalangan sufi menjadi bagian dari Syi'ah.
Bagaimana cara membasmi Syi’ah paling efektif? 
Kita tidak akan bisa membasmi kesesatan sampai habis, memang mustahil bisa membasmi. Marilah fastabiqul khairat membentengi aqidah saudara-saudara kita.
Bagaimana kiat-kiat menghadapi Syi'ah?
Pertama, bentengi umat ahli sunnah. Kedua, kita harus membongkar ajaran Syi’ah untuk menjelaskan dan memberitahu kepada umat agar mereka terbentengi dari pengaruh ajaran Syi’ah. Ketiga, harus ada upaya bersama dari tokoh-tokoh umat Islam untuk meyakinkan MUI agar membatasi gerakan Syi'ah dan mengeluarkan fatwa tentang sesat dan menyesatkannya ajaran Syi'ah untuk pembentengan umat Islam. Keempat, harus melakukan kaderisasi untuk kalangan tertentu yaitu kalangan para ulama untuk mendalami dan membongkar Syi'ah dari akarnya.
Sumber: sabili.co.id

JAKARTA (Arrahmah.com) - Senin siang kemarin, (20/2) Majelis Ulama Indonesia menggelar Temu Tokah Islam dengan Grand Imam Sunni dari Iran. Acara yang berlangsung tepat pukul 1 siang ini menghadirkan sejumlah ulama dan tokoh seperti Prof. Ahmad Satori Ismail, KH. Teuku Zulkarnaen, KH. Hamdan Rasyid, KH. Syaifuddin Amsir, Ustadz Muhammad Al Khathatath, Ustadz Farid Okbah dan lain sebagainya. Tak ketinggalan juga beberapa nama dari kelompok Syiah hadir diantaranya Umar Shahab.
Pernyataan Grand Imam Sunni Iran bahwa kondisi Ahlus Sunnah di Negara Syiah tersebut dalam kondisi baik, mendapatkan respon dari pemerhati masalah Syiah, Ustadz Farid Ahmad Okbah M.Ag. Ustadz Farid menilai bahwa kita harus mengecek kembali pernyataan Syekh Maulana Malawi Madani. Menurutnya pernyataan beliau belum objektif karena posisi beliau adalah utusan pemerintah Iran.
“Kita perlu konfirmasi ulang tentang kondisi ahlus sunnah di Iran, dari sumber lain supaya objektif,” katanya kepada sejumlah wartawan di Gedung MUI, Senin (20/1).
Berbeda dengan apa yang dipaparkan Syekh Maulana, Ustadz Farid mendapati bukti lain yang langsung datang dari Ulama Sunni non pemerintah di Iran. Sebab data yang beliau dapat ulama Sunni mengalami penindasan dan penyiksaan. Kondisi mereka betul-betul sulit di Iran.
“Kita mempunyai data-data dari ulama-ulama sunni Iran non pemerintah yang menunjukkan data-data yang berbeda dengan yang disampaikankan tadi,” tandas pengurus Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia ini.
Ketika diskusi sedang berlangsung, Ustadz Farid pun sempat menunjukkan data-data kepada Imam Maulawi buku seorang ulama Syi’ah Iran yang menjadi sunni dan mengalami penindasan di sana.
“Salah satu ulama Syi’ah yang masuk menjadi sunni dan mendapat tekanan, yaitu Ayatullah Udzma Burqawi setingkat Khameini,” tandasnya memberikan sejumlah data.
Ulama Ahlus Sunnah Iran Memberikan Standar Ganda
Penjelasan Grand Imam Sunni Syekh Maulana Maulia Madani mengenai nikah mut’ah mendapatkan kritik tajam dari Ustadz Farid Okbah selaku peneliti masalah Syiah.
“Kenapa seorang ulama Ahlus Sunnah tapi membenarkan mut’ah. Memberikan pembenaran nikah mut’ah yang dilakukan Syiah, meskipun ia sebagai ahlus Sunnah menentangnya. Ini kan menunjukkan apa?” tanyanya kepada sejumlah wartawan selepas acara di Kantor MUI, Senin (20/1).
Peneliti masalah Syiah ini menlilai Syekh Maulana telah memberikan jawaban ganda terkait ini. “Katanya Sunni harus Sunni , Syiah harus Syiah. Itu saya setuju itu, tapi kenyataannya kita dirugikan terus,” tambahnya.
Selanjutnya, pengasuh Islamic Centre Bekasi ini mendapatkan bahwa buku-buku resmi dari pihak Syiah penuh dengan penghinaan terhdap sahabat. Salah satunya adalah Buku berjudul 'Kecuali Ali' yang telah diterjemahkan penerbit Al Huda ke dalam bahasa Indonesia. Judul aseli buku ini adalah 'Ali Oyene-e Izadnemo' karya Abbas Rais Kermani, terbitan Daftare Tablighat, Iran.
“Nah ini sekarang ada buku dengan bahasa yang sangat memojokkan sahabat judulnya. (Di buku ini) Sahabat dibilang iblis dan musuh Allah,” tandasnya.
Syekh Maulana Maulawi Madani, Grand Imam Sunni di Iran datang ke Indonesia atas fasilitasi Kedubes Iran di Indonesia. Ia datang dengan didampingi Muhammad Hasan Tarrabain, Ketua Lembaga Dunia Pendekatan Antar Mazhab. (ukasyah/eramuslim/arrahmah.com)

Sumber:
 http://arrahmah.com/read/2012/02/21/18250-membongkar-borok-agama-syiah-pra-debat-islam-versus-syiah.html
http://arrahmah.com/read/2012/02/21/18261-ustadz-farid-achmad-okbah-syiah-lebih-jahat-dari-israel.html
http://arrahmah.com/read/2012/02/21/18265-ustadz-farid-okbah-beberkan-data-syiah-di-hadapan-ulama-iran.html

No comments:

Post a Comment

Silakan Berkomentar