BRUSSEL (Arrahmah.com)
- Uni Eropa (EU) bersedia untuk membayar lebih untuk membantu perluasan
pasukan “penjaga perdamaian” (baca: penjajah) Uni Afrika (AU) di
Somalia dalam upaya membersihkan Mujahidin al-Shabab dari negara itu,
kata seorang pejabat senior EU, pada hari Senin (20/2/2012) dilansir shabelle.
Pejabat itu juga mengatakan blok mereka siap untuk menyediakan "sumber daya baru yang signifikan" untuk membantu mendanai pasukan, dan untuk membantu rezim Somalia mengembalikan “stabilitas Negara.”
Dewan Keamanan PBB saat ini sedang mempertimbangkan sebuah resolusi baru yang akan mengotorisasi peningkatan pasukan AU di Somalia dari 10.000 hingga 18.000 pasukan.
Pejabat itu tidak menyebutkan angka, tapi mengatakan biaya pasukan AU saat ini adalah sekitar 10 juta Euro sebulan. Jika kekuatan diperluas, biaya akan meningkat hampir dua kali lipat.
Pertempuran sengit antara Mujahidin Al-Shabaab dan pasukan penjajah terus berlangsung. Setelah Al-Shabaab secara resmi bergabung dengan Al-Qaeda, Barat semakin ketakutan akan tindak-tanduk Mujahidin di Somalia yang akan mengancam kepentingan mereka di Somalia.
EU merupakan “donatur” terbesar bagi Somalia, setelah menghabiskan lebih 1 milyar Euro dalam empat tahun terakhir dengan dalih untuk menyokong “pemerintahan, keamanan, bantuan kemanusiaan dan pertumbuhan ekonomi.” Itu juga termasuk pembiayaan program pelatihan bagi pasukan rezim Somalia di Uganda, yang telah lulus sekitar 1.800 tentara dan sekarang melatih 1.000 lebih tentara.
Komentar Pejabat EU datang menjelang konferensi internasional mengenai Somalia di London pekan ini, di mana wakil-wakil senior dari lebih dari 40 pemerintah dan organisasi internasional akan mencoba untuk menyepakati “strategi baru” untuk merebut Somalia dari kaum Muslimin.
Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan bahwa mereka berharap perjanjian internasional tentang apa yang harus dihasilkan rezim Somalia setelah mandatnya berakhir pada bulan Agustus mendatang, bersama dengan “komitmen baru” untuk mengatasi krisis kemanusiaan di negara itu dan “ancaman teroris.”
EU juga menyediakan patroli anti-pembajak laut di lepas pantai Somalia dengan dalih sebagai bagian dari upaya internasional untuk menindak para bandit maritim. (siraaj/arrahmah.com)
LONDON (Arrahmah.com) - Pemerintah Inggris tampaknya mempertimbangkan kaya Somalia yang kaya dengan sumber daya alam sebagai target berikutnya setelah Libya. Anggapan ini muncul setelah Perdana Menteri Inggris mengklaim bahwa negara Afrika ini juga harus menikmati "Musim Semi Arab".
Seperti halnya Inggris dan sekutu dekatnya menganggap perang di negara-negara penting yang penting secara geopolitik -termasuk Afghanistan, Irak dan Libya- sebagai kemenangan NATO, mereka saat ini memperlihatkan tanda-tanda mengenai sasaran perang berkedok "kemanusiaan" berikutnya.
Analis menekankan bahwa setelah Cina dan Rusia menghambat resolusi PBB pada Suriah, penghasut perang Barat tampaknya mengubah fokus mereka pada target lain, setidaknya untuk sementara waktu.
Sembari terus menggambarkan al Shabaab sebagai penyebab yang mendasari krisis kemanusiaan di Somalia, David Cameron bersikeras bahwa Somalia juga harus mengikuti prospek "Musim Semi Arab".
Ia menilai, "Al Shabaab hanya anak muda yang mengangkat senjata di Somalia. Kita perlu mengatakan hal tersebut kepada orang-orang agar mereka meninggalkan hal itu. Anda hanya bergabung dengan sebuah organisasi yang sekarang menjadi organisasi teroris internasional."
"Sebaliknya, marilah kita memberikan negara ini dan para pemudanya harapan pekerjaan dan aspirasi dalam kehidupan perpolitikan," lanjut Cameron.
Sementara itu, Cameron akan menjadi tuan rumah Konferensi London mengenai Somalia, besok (Kamis_, untuk memperkenalkan langkah baru dalam rangka memerangi terorisme di negara yang dilanda perang itu.
Dia diperkirakan akan meningkatkan kemungkinan serangan udara untuk menyerang sasaran di Somalia selatan, tempat yang disinyalir menjadi pusat logistik dan kamp-kamp pelatihan al Shabaab.
Sementara itu, sekjen PBB, Ban Ki-moon, Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, dan Menteri Luar Negeri Kanada, John Baird, adalah salah satu dari sekian utusan tingkat tinggi yang akan dihadiri oleh 50 negara.
Pengamat politik mengklaim bahwa konferensi yang mewah ini hanya akan membenarkan perang lain di Afrika. Sebagai sekutu terdekat Inggris, Perancis dan AS juga dinilai akan sangat mendukung usulan Inggris tentang tindakan militer tersebut.
Media Inggris juga telah mendukung kebijakan perang pemerintah, membuka jalan bagi intervensi militer di Somalia dengan dalih 'melindungi warga sipil dari ancaman dan kelaparan'.
Sementara itu, BBC menyatakan Inggris sepertinya berharap besar untuk mengambil keuntungan melalui perang terhadap al Shabab dan membantu Somalia membentuk pemerintahan barunya.
Selain itu, Somalia adalah sasaran empuk bagi mesin-mesin perang Barat, karena Somalia merupakan negara yang tidak memiliki infrastruktur militer yang cukup besar atau aliansi untuk mencegah intervensi asing. Ditambah lagi, negara itu saat ini juga dilanda perang saudara, kelaparan, dan bencana alam.
Somalia juga memiliki minyak dan cadangan gas dan beberapa sumber daya alam lainnya seperti Uranium, besi dan seng, dalam jumlah yang sangat besar. Menurut Bank Dunia, Somalia adalah negara dengan cadangan minyak terbesar kedua di Afrika. Provinsi Puntland saja mampu menghasilkan antara 5 dan 10 miliar barel minyak. (althaf/arrahmah.com)
LONDON (Arrahmah.com) - Sebuah Konferensi Internasional untuk merebut Somalia dari tangan Al-Shabaab dibuka di London dengan dihadiri oleh para pejabat dari 40 negara dengan dalih untuk "berusaha memecahkan krisis panjang" yang berlangsung di negara tanduk Afrika itu.
Konferensi yang London menjadi tuan rumahnya dikepalai oleh Perdana Menteri (PM) Inggris, David Cameron dihadiri oleh para pejabat Senior Somalia, termasuk presiden boneka Somalia, Sharif Sheikh Ahmad dan PM Abdiweli Mohamed Ali dan wakil-wakil dari berbagai faksi Somalia dengan dalih bertujuan untuk "membantu membangun stabilitas masa depan negara".
Cameron yang membuka Konferensi tersebut mendesak para pemimpin dunia yang hadir dalam konferensi untuk "membayar dengan harga tinggi atas penderitaan Somalia" dan untuk mengakhiri "ancaman terorisme dan pembajakan.
Sementara itu, Mujahidin Al-Shabaab dengan lantang mengatakan bahwa mereka bersumpah akan menghadapi dan melawan seluruh hasil Konferensi London dengan segala cara yang mungkin dan Al-Shabaab sekali lagi menegaskan bahwa mereka tidak akan pernah berkompromi terhadap keyakinan dan tujuan mereka untuk mendirikan pemerintahan Islam di Somalia. (siraaj/arrahmah.com)
SOMALIA (Arrahmah.com) - Dewan Keamanan PBB telah memutuskan untuk meningkatkan "kekuatan penjaga perdamaian Uni Afrika" (AMISOM) di Somalia menambahny hampir 18.000 pasukan dalam upaya untuk melawan dan mengalahkan Mujahidin Al-Shabaab dan "membantu menstabilkan" negara itu.
Berdasarkan laporan The Guardian, Pemerintah Inggris telah mempertimbangkan untuk melancarkan serangan udara terhadap Mujahidin Al-Shabaab yang telah bergabung dengan Al-Qaeda. Perdana Menteri (PM) Somalia, Abdiweli Mohamed Ali mengatakan, "targat serangan terhadap al-Qaeda di Somalia, kami akan menyambut."
Inggris mensponsori Dewan Keamanan PBB untuk meningkatkan pasukan AMISOM dan melebarkan mandatnya. Berbicara setelah pemungutan suara peningkatan pasukan AMISOM, duta besar Inggris berkata kepada NATO, Mark Lyall Grant, "Untuk pertama kalinya kewenangan AMISOM untuk menggunakan semua cara yang dibutuhkan untuk mengurangi ancaman dari Al-Shabaab, dan karena itu untuk untuk melakukan operasi yang lebih kuat dan ofensif."
David Cameron, PM Inggris mengatakan dalam Konferensi London pada hari Kamis (23/2/2012) bahwa pihaknya akan berusaha untuk menggembleng upaya internasional untuk "mengubah Somalia".
Sebelumnya, pada hari Senin (20/2) pejabat Uni Eropa mengatakan bahwa Uni Eropa bersedia akan membayar lebih untuk membantu perluasan pasukan AMISOM di Somalia, untuk merebut Somalia dari Kaum Muslimin.
Selama ini, Eropa merupakan “donatur” terbesar bagi Somalia, setelah menghabiskan lebih 1 milyar Euro dalam empat tahun terakhir dengan dalih untuk menyokong “pemerintahan, keamanan, bantuan kemanusiaan dan pertumbuhan ekonomi.” Juga termasuk pembiayaan program pelatihan bagi pasukan rezim Somalia di Uganda, yang telah lulus sekitar 1.800 tentara dan sekarang melatih 1.000 lebih tentara. (siraaj/arrahmah.com)
Sumber:
http://arrahmah.com/read/2012/02/22/18279-ingin-merebut-somalia-uni-eropa-akan-membayar-lebih-uni-afrika-untuk-memperluas-pasukanmya-di-somalia.html
http://arrahmah.com/read/2012/02/22/18286-dengan-dalih-war-on-terror-inggris-hendak-paksakan-perang-gaya-libya-di-somalia.html
http://arrahmah.com/read/2012/02/24/18324-konferensi-internasional-untuk-merebut-somalia-dibuka-di-london.html
http://arrahmah.com/read/2012/02/24/18325-pbb-memutuskan-akan-menambah-hampir-18-000-pasukan-amisom-di-somalia-untuk-melawan-al-shabaab.html
Pejabat itu juga mengatakan blok mereka siap untuk menyediakan "sumber daya baru yang signifikan" untuk membantu mendanai pasukan, dan untuk membantu rezim Somalia mengembalikan “stabilitas Negara.”
Dewan Keamanan PBB saat ini sedang mempertimbangkan sebuah resolusi baru yang akan mengotorisasi peningkatan pasukan AU di Somalia dari 10.000 hingga 18.000 pasukan.
Pejabat itu tidak menyebutkan angka, tapi mengatakan biaya pasukan AU saat ini adalah sekitar 10 juta Euro sebulan. Jika kekuatan diperluas, biaya akan meningkat hampir dua kali lipat.
Pertempuran sengit antara Mujahidin Al-Shabaab dan pasukan penjajah terus berlangsung. Setelah Al-Shabaab secara resmi bergabung dengan Al-Qaeda, Barat semakin ketakutan akan tindak-tanduk Mujahidin di Somalia yang akan mengancam kepentingan mereka di Somalia.
EU merupakan “donatur” terbesar bagi Somalia, setelah menghabiskan lebih 1 milyar Euro dalam empat tahun terakhir dengan dalih untuk menyokong “pemerintahan, keamanan, bantuan kemanusiaan dan pertumbuhan ekonomi.” Itu juga termasuk pembiayaan program pelatihan bagi pasukan rezim Somalia di Uganda, yang telah lulus sekitar 1.800 tentara dan sekarang melatih 1.000 lebih tentara.
Komentar Pejabat EU datang menjelang konferensi internasional mengenai Somalia di London pekan ini, di mana wakil-wakil senior dari lebih dari 40 pemerintah dan organisasi internasional akan mencoba untuk menyepakati “strategi baru” untuk merebut Somalia dari kaum Muslimin.
Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan bahwa mereka berharap perjanjian internasional tentang apa yang harus dihasilkan rezim Somalia setelah mandatnya berakhir pada bulan Agustus mendatang, bersama dengan “komitmen baru” untuk mengatasi krisis kemanusiaan di negara itu dan “ancaman teroris.”
EU juga menyediakan patroli anti-pembajak laut di lepas pantai Somalia dengan dalih sebagai bagian dari upaya internasional untuk menindak para bandit maritim. (siraaj/arrahmah.com)
LONDON (Arrahmah.com) - Pemerintah Inggris tampaknya mempertimbangkan kaya Somalia yang kaya dengan sumber daya alam sebagai target berikutnya setelah Libya. Anggapan ini muncul setelah Perdana Menteri Inggris mengklaim bahwa negara Afrika ini juga harus menikmati "Musim Semi Arab".
Seperti halnya Inggris dan sekutu dekatnya menganggap perang di negara-negara penting yang penting secara geopolitik -termasuk Afghanistan, Irak dan Libya- sebagai kemenangan NATO, mereka saat ini memperlihatkan tanda-tanda mengenai sasaran perang berkedok "kemanusiaan" berikutnya.
Analis menekankan bahwa setelah Cina dan Rusia menghambat resolusi PBB pada Suriah, penghasut perang Barat tampaknya mengubah fokus mereka pada target lain, setidaknya untuk sementara waktu.
Sembari terus menggambarkan al Shabaab sebagai penyebab yang mendasari krisis kemanusiaan di Somalia, David Cameron bersikeras bahwa Somalia juga harus mengikuti prospek "Musim Semi Arab".
Ia menilai, "Al Shabaab hanya anak muda yang mengangkat senjata di Somalia. Kita perlu mengatakan hal tersebut kepada orang-orang agar mereka meninggalkan hal itu. Anda hanya bergabung dengan sebuah organisasi yang sekarang menjadi organisasi teroris internasional."
"Sebaliknya, marilah kita memberikan negara ini dan para pemudanya harapan pekerjaan dan aspirasi dalam kehidupan perpolitikan," lanjut Cameron.
Sementara itu, Cameron akan menjadi tuan rumah Konferensi London mengenai Somalia, besok (Kamis_, untuk memperkenalkan langkah baru dalam rangka memerangi terorisme di negara yang dilanda perang itu.
Dia diperkirakan akan meningkatkan kemungkinan serangan udara untuk menyerang sasaran di Somalia selatan, tempat yang disinyalir menjadi pusat logistik dan kamp-kamp pelatihan al Shabaab.
Sementara itu, sekjen PBB, Ban Ki-moon, Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, dan Menteri Luar Negeri Kanada, John Baird, adalah salah satu dari sekian utusan tingkat tinggi yang akan dihadiri oleh 50 negara.
Pengamat politik mengklaim bahwa konferensi yang mewah ini hanya akan membenarkan perang lain di Afrika. Sebagai sekutu terdekat Inggris, Perancis dan AS juga dinilai akan sangat mendukung usulan Inggris tentang tindakan militer tersebut.
Media Inggris juga telah mendukung kebijakan perang pemerintah, membuka jalan bagi intervensi militer di Somalia dengan dalih 'melindungi warga sipil dari ancaman dan kelaparan'.
Sementara itu, BBC menyatakan Inggris sepertinya berharap besar untuk mengambil keuntungan melalui perang terhadap al Shabab dan membantu Somalia membentuk pemerintahan barunya.
Selain itu, Somalia adalah sasaran empuk bagi mesin-mesin perang Barat, karena Somalia merupakan negara yang tidak memiliki infrastruktur militer yang cukup besar atau aliansi untuk mencegah intervensi asing. Ditambah lagi, negara itu saat ini juga dilanda perang saudara, kelaparan, dan bencana alam.
Somalia juga memiliki minyak dan cadangan gas dan beberapa sumber daya alam lainnya seperti Uranium, besi dan seng, dalam jumlah yang sangat besar. Menurut Bank Dunia, Somalia adalah negara dengan cadangan minyak terbesar kedua di Afrika. Provinsi Puntland saja mampu menghasilkan antara 5 dan 10 miliar barel minyak. (althaf/arrahmah.com)
LONDON (Arrahmah.com) - Sebuah Konferensi Internasional untuk merebut Somalia dari tangan Al-Shabaab dibuka di London dengan dihadiri oleh para pejabat dari 40 negara dengan dalih untuk "berusaha memecahkan krisis panjang" yang berlangsung di negara tanduk Afrika itu.
Konferensi yang London menjadi tuan rumahnya dikepalai oleh Perdana Menteri (PM) Inggris, David Cameron dihadiri oleh para pejabat Senior Somalia, termasuk presiden boneka Somalia, Sharif Sheikh Ahmad dan PM Abdiweli Mohamed Ali dan wakil-wakil dari berbagai faksi Somalia dengan dalih bertujuan untuk "membantu membangun stabilitas masa depan negara".
Cameron yang membuka Konferensi tersebut mendesak para pemimpin dunia yang hadir dalam konferensi untuk "membayar dengan harga tinggi atas penderitaan Somalia" dan untuk mengakhiri "ancaman terorisme dan pembajakan.
Sementara itu, Mujahidin Al-Shabaab dengan lantang mengatakan bahwa mereka bersumpah akan menghadapi dan melawan seluruh hasil Konferensi London dengan segala cara yang mungkin dan Al-Shabaab sekali lagi menegaskan bahwa mereka tidak akan pernah berkompromi terhadap keyakinan dan tujuan mereka untuk mendirikan pemerintahan Islam di Somalia. (siraaj/arrahmah.com)
SOMALIA (Arrahmah.com) - Dewan Keamanan PBB telah memutuskan untuk meningkatkan "kekuatan penjaga perdamaian Uni Afrika" (AMISOM) di Somalia menambahny hampir 18.000 pasukan dalam upaya untuk melawan dan mengalahkan Mujahidin Al-Shabaab dan "membantu menstabilkan" negara itu.
Berdasarkan laporan The Guardian, Pemerintah Inggris telah mempertimbangkan untuk melancarkan serangan udara terhadap Mujahidin Al-Shabaab yang telah bergabung dengan Al-Qaeda. Perdana Menteri (PM) Somalia, Abdiweli Mohamed Ali mengatakan, "targat serangan terhadap al-Qaeda di Somalia, kami akan menyambut."
Inggris mensponsori Dewan Keamanan PBB untuk meningkatkan pasukan AMISOM dan melebarkan mandatnya. Berbicara setelah pemungutan suara peningkatan pasukan AMISOM, duta besar Inggris berkata kepada NATO, Mark Lyall Grant, "Untuk pertama kalinya kewenangan AMISOM untuk menggunakan semua cara yang dibutuhkan untuk mengurangi ancaman dari Al-Shabaab, dan karena itu untuk untuk melakukan operasi yang lebih kuat dan ofensif."
David Cameron, PM Inggris mengatakan dalam Konferensi London pada hari Kamis (23/2/2012) bahwa pihaknya akan berusaha untuk menggembleng upaya internasional untuk "mengubah Somalia".
Sebelumnya, pada hari Senin (20/2) pejabat Uni Eropa mengatakan bahwa Uni Eropa bersedia akan membayar lebih untuk membantu perluasan pasukan AMISOM di Somalia, untuk merebut Somalia dari Kaum Muslimin.
Selama ini, Eropa merupakan “donatur” terbesar bagi Somalia, setelah menghabiskan lebih 1 milyar Euro dalam empat tahun terakhir dengan dalih untuk menyokong “pemerintahan, keamanan, bantuan kemanusiaan dan pertumbuhan ekonomi.” Juga termasuk pembiayaan program pelatihan bagi pasukan rezim Somalia di Uganda, yang telah lulus sekitar 1.800 tentara dan sekarang melatih 1.000 lebih tentara. (siraaj/arrahmah.com)
Sumber:
http://arrahmah.com/read/2012/02/22/18279-ingin-merebut-somalia-uni-eropa-akan-membayar-lebih-uni-afrika-untuk-memperluas-pasukanmya-di-somalia.html
http://arrahmah.com/read/2012/02/22/18286-dengan-dalih-war-on-terror-inggris-hendak-paksakan-perang-gaya-libya-di-somalia.html
http://arrahmah.com/read/2012/02/24/18324-konferensi-internasional-untuk-merebut-somalia-dibuka-di-london.html
http://arrahmah.com/read/2012/02/24/18325-pbb-memutuskan-akan-menambah-hampir-18-000-pasukan-amisom-di-somalia-untuk-melawan-al-shabaab.html
No comments:
Post a Comment
Silakan Berkomentar