Ketua Himpun Mohammad Azmi Abdul Hamid mengatakan, saat pemerintah telah merilis statistik jumlah Muslim yang meninggalkan iman mereka, ini hanya sebagian kecil dari mereka yang telah berpindah agama dari Islam.
"Itu adalah apa yang dilaporkan. Sementara ada orang-orang yang tidak dilaporkan yang kami khawatirkan, karena ada banyak yang tidak dilaporkan, "katanya kepada wartawan setelah menutup rapat akabar Himpun dihadiri oleh ribuan umat Islam.
Azmi menyebut para Penginjil Kristen sebagai ancaman kunci untuk Islam di Malaysia, dan bersumpah bahwa Himpun akan memastikan rencana para Penginjil Kristen tersebut untuk menghancurkan Islam tidak akan berhasil.
"Musuh-musuh Islam bersifat global. Islam telah menjadi sebuah masalah untuk banyak gerakan Zionis Barat, "katanya.
"Ini adalah fakta yang terkenal. Ada orang yang melihat Islam sebagai target. "
Para pembicara pada Himpun sebelumnya mengaitkan Evangelikal dengan gerakan Zionis global dan menuduh bahwa faksi Kristen memandang Islam sebagai "hambatan" yang harus diatasi.
Azmi menambahkan bahwa ada bukti bahwa para Penginjil secara aktif mencoba untuk mengkristenkan orang Muslim di Malaysia tetapi tidak menyebutkan sumbernya.
Kristenisasi merupakan sesuatu yang ilegal di Malaysia.
Rapat akbar Himpunan Sejuta Umat (Himpun) pada hari Sabtu di Stadion Shah Alam, Selangor Malaysia diadakan untuk menyikapi maraknya Kristenisasi yang diam-diam terjadi di Malaysia.
Himpun, yang merupakan organisasi yang berfokus pada isu-isu yang berkaitan dengan kepindahan agama seseorang didukung oleh 2000 LSM yang mewakili lebih dari empat juta Muslim nasional. (by/tmi)
BEKASI (voa-islam.com) – Gerakan kristenisasi yang dilakukan secara massif oleh para misionaris radikal dengan mendompleng program Mobil Pintar di SD Negeri dan SD Islam Bekasi adalah bukti bahwa Bekasi adalah mercusuar Kristenisasi di Indonesia. Umat Islam harus meningkatkan kewaspadaan dan memerangi segala bentuk gerakan pemurtadan akidah.
Ketua Front Pembela Islam (FPI) Bekasi Raya, KH Murhali Barda kembali mengingatkan umat agar mewaspadai gerakan pemurtadan di Bekasi Raya yang semakin berbahaya dan ugal-ugalan. “Pembaptisan massal terhadap siswa-siswi di delapan SD Negeri dan SD Islam di Tambun Bekasi ini adalah tantangan dakwah. Ini adalah bukti konkret yang tak terbantahkan bahwa Kuffar Salibis menargetkan Bekasi, baik Kota atau Kabupaten sebagai salah satu Mercusuar Kristenisasi di Indonesia,” jelasnya di kantor voa-islam.com, usai menggelar acara Silaturahmi Keluarga Besar FPI Bekasi Raya, malam Ahad (15/10/2011).
Murhali prihatin dengan kondisi umat yang tidak fokus membentengi akidah dan melawan gerakan pemurtadan. Salah satu penyebabnya adalah gerakan deradikalisasi dan isu teroris. Menurutnya, dua isu ini telah memandulkan perjuangan dan dakwah umat Islam.
“Sayangnya, umat Islam disibukkan bahkan dibuat mandul dengan isu teroris dan gerakan deradikalisasi,” jelas Murhali yang belum lama keluar dari rumah tahanan karena berjuang membentengi akidah umat dari arogansi HKBP itu.
Berkaca dari insiden Ciketing yang justru dimanfaatkan pihak lain, Murhali mengimbau para aktivis Muslim agar perjuangan melawan pemurtadan dilakukan dalam shaff yang rapat, lurus dan dalam koridor hukum yang benar. “Maka bangkitlah kalian wahai singa-singa Islam! Perkokoh barisan sebagaimana tentara-tentara yang siap berperang! Perangilah gerakan salibis kuffar dan jangan gentar! Allahu ma'akum. Allahu akbar..!!” tutup alumnus Pesantren Modern Gontor itu.
Sebelumnya diberitakan voa-islam.com, insiden bernuansa SARA dilakukan sekelompok misionaris di beberapa SD Negeri dan SD Islam di Kabupaten Bekasi, hari kamis (6/10/2011), antara lain: SDN Mangunjaya 01, SDN Mangunjaya 05, SDN Mekarsari 03, SDN Mekarsari 06, SDN Mekarsari 07, SDN Mekarsari 08, SD Islam Al-Hikmah, dan masih banyak lagi. Modusnya, belasan misionaris ini masuk ke sekolah-sekolah menawarkan program edukasi dan motivasi yang mendompleng nama program Mobil Pintar yang digagas Ibu Negara Ani Yudhoyono.
Dalam aksinya, belasan misionaris ini menyebarkan kekristenan melalui cerita-cerita, renungan dan lagu-lagu Kristen. Yang membuat resah pihak sekolah, para misionaris ini membagi-bagikan tas dan alat tulis bercorak Kristen yang memuat ayat-ayat Bibel. Prosesi puncaknya, para misionaris itu melakukan doa pemberkatan dan menciprati siswa-siswi SD dengan air yang mereka yakini sebagai air suci. Pihak guru dan beberapa pakar kristologi, menyebut prosesi itu sebagai pembaptisan.
Menurut Bernard Abdul Jabbar, mantan misionaris yang sekarang hijrah menjadi Muslim taat, di beberapa denominasi gereja terdapat prosesi baptis dengan pencipratan air. “Di Kristen ada berbagai prosesi baptis, di antaranya baptis selam dan baptis percik,” jelas Bernard yang juga Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Bekasi itu. [taz]
Sumber:
No comments:
Post a Comment
Silakan Berkomentar