Wednesday, August 29, 2012

UPDATE SURIAH PER 29/8/2012

DAMASKUS (Arrahmah.com) – Aliansi Koordinator Lokal Revolusi Suriah melaporkan perhitungan terakhir jumlah korban warga muslim sunni yang dibantai oleh militer rezim Suriah dan milisi Syiah Shabihah pada Sabtu (25/8/2012) mencapai 440 orang. Lebih dari 300 korban di antaranya dibantai oleh militer rezim di distrik Darayya, pinggiran Damaskus.

Jumlah ini adalah korban pembantaian terbesar dalam satu hari sejak berlangsungnya revolusi rakyat muslim Suriah satu setengah tahun yang lalu. Dewan Transisi Nasional Suriah sebelumnya secara resmi telah mengumumkan pembantaian di Darayya menewaskan lebih dari 300 warga muslim sunni. Lebih dari 150 jenazah di antaranya ditemukan pada Sabtu malam di masjid jami' Abu Sulaiman Ad-Darani.
Selain jenazah yang ditemukan di masjid jami', ratusan jenazah lainnya ditemukan dengan anggota badan yang berceceran di sana sini. Sebagiannya tidak diketahui identitasnya. Para aktivis kemanusiaan dan koordinator lokal revolusi menemukan ratusan jenazah tersebut di rumah-rumah warga, jalanan, gubuk-gubuk persembunyian dan selokan-selokan. Sebagian besar korban adalah para pemuda dan ditembak dari jarak dekat setelah mengalami penyiksaan biadab.
Beberapa sumber di pihak revolusi menyebutkan militer rezim Suriah dan milisi Syiah Shabihah menyerang perumahan penduduk di distrik Dariya, kemudian melakukan eksekusi missal terhadap penduduk. Sebagian besar ditembak dari jarak dekat di bagian wajah, kepala dan leher. Sebagian kecil lainnya ditembak oleh sniper militer saat hendak menyelamatkan diri.
Aliansi Koordinator Revolusi Lokal mengeluarkan pernyataan resmi dari distrik Darayya mengenai jumlah korban, penemuan jenazah-jenazah baru dan jenis pembantaian yang dialami warga. Puluhan jenazah lain antara lain ditemukan di perumahan dekat masjid jami' Mush'ab bin Umair.
Distrik Darayya adalah salah satu kota besar di propinsi Pinggiran Damaskus. Seperti halnya wilayah lain di Suriah, kkota berpenduduk 100 ribu warga ini mengalami bombardir massif oleh pesawat tempur dan artileri berat rezim Suriah. Sebagian besar warga muslimnya telah mengungsi. Sisa-sisa penduduk yang belum mengungsi akhirnya menjadi sasaran pembantaian militer rezim Suriah dan milisi Syiah Shabihah pada Sabtu (25/8/2012).  
(muhib almajdi/arrahmah.com)

Dalam kehidupan mereka sebelumnya, mereka adalah tukang daging, tukang cukur, pekerja bangunan dan mahasiswa.
Sekarang mereka mengangkat senjata, menyatakan perlawanan terhadap rezim otoriter yang berkuasa, berusaha mengakhiri pemerintahan Presiden Bashar Al Assad.
Para pejuang ini adalah sekelompok campuran, kombinasi dari tentara yang membelot, Islamis, intelektual, buruh dan orang biasa yang melawan penguasa yang paling brutal di Timur Tengah.
"Kami terus berkata damai, damai.  Tapi mereka datang pada kami dengan senjata, artileri dan pesawat tempur, jadi akhirnya kami berkata : 'perdamaian ini tidak bekerja'," ujar Mohammed Sami (22).
Ia mengatakan ia menjual sayuran dan bekerja di sebuah toko kelontong di kota kecil di utara Suriah sebelum membujuk ayahnya untuk berinvestasi membangun sebuah barber shop.
Dia bekerja dengan seorang teman dan barber shop mereka memiliki dua kursi, cermin besar, pencukur elektrik, dan satu set televisi.
Setelah pemberontakan dimulai, ia mengatakan mereka menggantung bendera revolusioner di dinding.  Ketika tentara menyerang desa mereka, Sami mengatakan para tentara membakar desanya.
Segera setelah itu, Sami bergabung dengan para pejuang perlawanan.
Bader Farouh (17), mengatakan ia ditangkap setelah penangkapan terhadap para revolusioner.  Polisi menangkapnya dari sebuah aksi protes damai di kota Aleppo.  Selama tiga hari, ujarnya, mereka melipat tubuhnya ke dalam lubang ban mobil dan memukulinya dengan tongkat.  Mereka membiarkannya pergi setelah ia menandatangani surat perjanjian untuk menghentikan aksi unjuk rasa.
Tapi mereka menangkapnya lagi di sebuah aksi protes seminggu kemudian dan ia mengatakan bahwa mereka menggantungnya telanjang di dinding dan menerima pukulan demi pukulan.  Dua belas hari kemudian ia dibebaskan dalam pertukaran tahanan antara rezim dengan para pejuang.
Setelah itu, ia mengatakan ayahnya membawanya ke kepala brigade pemberontak lokal dan mengatakan kepadanya : "Bawa dia dan perlakukan dia seperti salah satu putra Anda."
Itu terjadi enam bulan yang lalu.
Ahmed al-Saleh (22), mengatakan ia ingin pergi ke universitas setelah ia lulus dari sekolah menengah namun ia tidak memiliki uang untuk melakukannya.  Jadi dia bergabung dengan kepolisian dan bekerja di perbatasan Suriah-Turki untuk mencap paspor.  Dia menyukai pekerjaannya dan memperoleh 270 USD setiap bulan.
Ketika pemberontakan dimulai, ia mengatakan mendukung hal itu di dalam hatinya.
Dia berbaris dalam protes pertama saat mengambil cuti dan menurutnya itu pengalaman yang menakjubkan.
Bulan lalu, ia lari dari kepolisian.  Setelah ia pulang, ia berkata ia meminjam 1000 USD dari temannya untuk membeli senapan Kalashnikov.
Seperti kebanyakan yang lainnya, ia mengatakan bahwa ia akan kembali ke kehidupan normal setelah rezim jatuh.
"Saya akan melayani negara saya, bukan Bashar atau lainnya," ungkapnya.
Sami, yang bekerja sebagai tukang cukur, juga berharap akan melanjutkan kehidupan lamanya setelah perang meskipun ia mengatakan kehidupannya akan berbeda.
"Mereka membakar toko saya karena saya memasang bendera," ujarnya.  "Setelah revolusi, saya akan memasang apa pun yang saya inginkan.  Akan ada bendera di semua tempat."  (haninmazaya/arrahmah.com)

DAMASKUS (Arrahmah.com) - Lagi, Mujahidin Suriah menembak pesawat rezim Bashar Assad hingga terbakar dan tersungkur ke tanah, Allahu Akbar.
Helikopter rezim itu ditembak di kota Damaskus pada saat terjadi pertempuran antara pasukan rezim dengan Mujahidin di lingkungan Jobar, Damaskus.
Berdasarkan video yang dipublikasikan di Youtubepada Ahad (26/8/2012), terlihat helikopter rezim terbakar di udara ketika terkena peluru-peluru yang ditembakkan oleh Mujahidin dari bawah, tak lama helikopter itu jatuh ke tanah.
Menurut para aktivis, helikopter itu sebelum ditembak jatuh melakukan pemboman di lingkungan Zamalka dan Jobar dan di tempat lainnya di kota itu serta di timur Ghouta.
TV rezim Suriah mengkonfirmasi jatuhnya pesawat milik pemerintah Assad itu, mengatakan bahwa helikopter jatuh di distrik al-Qaboun, lingkungan yang dekat dengan Jobar.
Video detik-detik jatuhnya pesawat rezim
(siraaj/arrahmah.com)

DAMASKUS (Arrahmah.com) – Penduduk muslim distrik Daraya dibantu para aktivis kemanusiaan menguburkan sekitar 300 warga muslim sunni korban pembantaian di Daraya secara massal pada Ahad (26/8/2012).
Masyarakat yang selamat menggali lubang kuburan memanjang dan menguburkan sejumlah besar korban pembantaian. Penguburan massal dilakukan mengingat terlalu besarnya jumlah korban pembantaian. Mereka gugur sebagai syuhada' oleh serangan militer rezim Suriah dan milisi Syiah Shabihah pada Sabtu (25/8/2012).

(muhib almajdi/arrahmah.com)

DAMASKUS (Arrahmah.com) - Aktivis kemanusiaan Suriah mengatakan jet tempur rezim melancarkan serangan mendadak di pinggiran kota Damaskus, menewaskan sedikitnya 60 orang pada hari yang sama saat sebuah helikopter militer rezim jatuh oleh tembakan pejuang Suriah, lansir Al Jazeera.
Mereka mengatakan serangan udara oleh sedikitnya dua jet tempur pada Senin (27/8/2012) telah menargetkan pemukiman Zamalka, dan wilayah pinggiran timur Damaskus, Saqba, di mana tentara pembebasan Suriah telah menyerang dan menduduki beberapa pos pemeriksaan beberapa hari sebelumnya.
Kedua wilayah ini adalah wilayah miskin dan dihuni oleh sebagian besar Muslim Sunni, yang membentuk mayoritas penduduk Suriah dan berada di garis terdepan dalam perjuangan melawan rezim Syiah Alawiyah pimpinan Bashar al Assad.
Sebuah rekaman video yang dilihat oleh reporter Reuters setelah serangan terjadi memperlihatkan salah satu jet tempur menembakkan roket ke sebuah gedung apartemen, juga terlihat warga yang panik melarikan diri dengan anak-anak mereka dan gedung berlantai enam tersebut runtuh.
Pertempuran kembali ke Damaskus
Fokus dari perjuangan selama 17 bulan, tampaknya telah kembali ke pinggiran Damaskus setelah berminggu-minggu pertempuran berpusat di kota Aleppo.
Aktivis oposisi mengatakan sebelumnya bahwa setidaknya 62 orang tewas dalam serangan di pinggiran Damaskus pada Senin (27/8), beberapa dieksekusi, sehari setelah mereka mengatakan pasukan Assad dan militan pro-rezim membantai ratusan orang di kota Darya.
Serangan udara ini terjadi di hari yang sama dengan jatuhnya helikopter militer rezim Suriah oleh tembakan pejuang perlawanan Suriah.
Televisi rezim Suriah mengonfirmasikan jatuhnya helikopter di Damaskus, namun tidak memberikan rincian apapun.
Aktivis oposisi mengatakan bahwa pejuang Suriah menembak jatuh helikopter tersebut dan memperlihatkan video yang menunjukkan helikopter yang telah lumpuh terbakar dan menabrak sebuah daerah, terlihat asap hitam mengudara dalam video itu.
Jatuhnya helikopter tersebut merupakan keberhasilan terkini yang dialami pejuang Suriah yang bersenjata ringan yang berjuang untuk menurunkan Assad dari kekuasaan.  Namun bombardir lebih intens terjadi mengikuti kecelakaan helikopter itu. (haninmazaya/arrahmah.com)
Sumber: 
http://arrahmah.com/read/2012/08/27/22701-aliansi-koordinator-lokal-korban-pembantaian-di-darayya-lebih-dari-300-orang-muslim.html
http://arrahmah.com/read/2012/08/27/22711-pejuang-suriah-meninggalkan-kehidupan-mereka-sebelumnya-sebagai-tukang-daging-tukang-cukur.html
http://arrahmah.com/read/2012/08/27/22713-allahu-akbar-mujahidin-suriah-tembak-jatuh-pesawat-rezim-assad-di-damaskus.html
http://arrahmah.com/read/2012/08/28/22714-syuhada-pembantaian-di-daraya-dikuburkan-secara-massal.html
http://arrahmah.com/read/2012/08/28/22736-serangan-udara-oleh-militer-rezim-suriah-di-dekat-damaskus-menewaskan-puluhan-muslim.html

No comments:

Post a Comment

Silakan Berkomentar