SURIAH (Arrahmah.com) - Turki telah mengerahkan rudal ke perbatasan Suriah, menurut laporan yang beredar. Kantor berita Turki Anadolumenyatakan bahwa Turki juga telah mengerahkan pengangkut pasukan ke sepanjang perbatasangan dengan Suriah.
Sejumlah konvoi militer Turki, meliputi kendaraan yang membawa beberapa peluncur rudal dan pengangkut pasukan telah tiba di kota Mardin, dilansir Anatolia.
Pada bulan Juni kemarin, Ankara telah mengerahkan sejumlah tank dan kendaraan militer ke perbatasan provinsi Diyarbakir, sementara peluncur rudal telah ditempatkan di provinsi Hatay di sebelah barat perbatasan Suriah.
Pengerahan kekuatan militer ke perbatasan Suriah tersebut datang setelah ketegangan antara Suriah-Turki terjadi, setelah jet tempur yang diklaim milik Turki ditembak jatuh oleh Suriah. (siraaj/arrahmah.com)
(Arrahmah.com) – Tentara Kebebasan Suriah adalah wadah perjuangan para disertiran tentara dan polisi Suriah yang bergabung dengan revolusi rakyat. Mereka membela rakyat muslim Suriah saat dinas militer, kepolisian dan intelijen rezim Suriah membantai kaum muslimin Suriah.
Tentara Kebebasan Suriah selama ini dikenal sebagai pejuang beraliran sekuleris-nasionalis. Mereka membela rakyat muslim Suriah, melawan rezim jagal Suriah dan mencita-citakan penegakan pemerintahan Suriah baru di atas sistem demokrasi sekuler.
Kesan sekuleris-nasionalis itu semakin kental karena Dewan Transisi Nasional Suriah yang mengklaim dirinya sebagai sayap politik revolusi Suriah juga mengusung sekulerisme dan nasionalisme. Dewan Transisi Nasional Suriah yang 'hanya' duduk-duduk di Turki bertindak seolah penasehat dan pemimpin atas Tentara Kebebasan Suriah. Belakangan Tentara Kebebasan Suriah sendiri tidak mengakui eksistensi dan peranan Dewan Transisi Nasional Suriah dalam revolusi di Suriah.
Dewan Transisi Nasional Suriah menghimpun para politikus Suriah yang rajin menjilat kepada negara-negara salibis Barat. Mereka adalah para pejabat Bashar Asad dan oposan yang menginginkan kursi kekuasaan di Suriah dengan bantuan Barat. Meski untuk itu mereka harus mengkhianati kepentingan rakyat muslim Suriah dan melayani kepentingan-kepentingan Barat.
Pada awal kemunculannya yang spontanitas akibat melihat kebiadaan yang dilakukan rezim Suriah terhadap rakyat muslim Suriah, Tentara Kebebasan Suriah masih mengusung cita-cita sekulerisme dan nasionalisme.
Dengan izin Allah, peringatan berulang-ulang para komandan mujahidin internasional seperti syaikh Aiman azh-Zhawahiri, Abu Yahya Al-Libi dan Asadul Jihad Ats-Tsani agar para pejuang di Suriah mengusung syariat Islam dan tidak mempercayai PBB, Liga Arab dan negara-negara Barat mulai membuahkan hasil. Terlebih beberapa ulama muwahhidin-mujahidin seperti syaikh Abu Bashir At-Tarthusi dan syaikh Abu Zahra' Az- Zabidi telah terjun langsung memimpin mujahidin dalam negeri Suriah.
Selain kelompok-kelompok mujahidin Islam yang sejak awal mengusung perjuangan penerapan syariat Islam, belakangan banyak regu, peleton dan kompi dalam Tentara Kebebasan Suriah mulai mengusung perjuangan penerapan syariat Islam. Mereka telah menyadari bahwa revolusi Suriah bukanlah perjuangan untuk mengganti rezim diktator Bashar Asad yang sekuleris-nasionalis dengan pemerintahan baru yang juga sekuleris-nasionalis.
Banyak regu, peleton dan kompi dalam Tentara Kebebasan Suriah telah menyadari bahwa revolusi Suriah adalah perang agama. Perang akidah antara agama Islam yang diwakili oleh mayoritas muslim sunni Suriah dan agama Nushairiyah yang diwakili oleh kelompok Syiah Nushairiyah Suriah, Syiah Imamiyah Iran, Syiah Imamiyah Irak dan Syiah Imamiyah Lebanon.
Banyak regu, peleton dan kompi dalam Tentara Kebebasan Suriah telah menyadari bahwa revolusi Suriah adalah perang agama untuk menegakkan Daulah Islamiyyah dan menerapkan syariat Islam di Suriah. Dan jika tujuan agung tersebut berhasil dicapai dengan karunia Allah, mereka akan melanjutkannya dengan membebaskan bumi Islam Palestina dari tangan penjajah zionis Yahudi.
Kesadaran ini memberi dampak luar biasa bagi kemajuan revolusi di Suriah. Banyak regu, peleton dan kompi dalam Tentara Kebebasan Suriah telah berperang atas landasan Islam dan demi tujuan Islam. Mereka bukan lagi berperang atas landasan dan demi tujuan sekulerisme, nasionalisme dan demokrasi.
Salah satu contohnya, regu-regu, peleton-peleton dan kompi-kompi dalam Tentara Kebebasan Suriah di propinsi Alepo telah menyatukan dirinya dalam satu wadah perjuangan baru, Liwa' At-Tauhid. Sesuai namanya yang berarti Panji Tauhid, mereka kini berjuang di atas landasan Al-Qur'an dan as-sunnah, demi menegakkan daulah Islamiyah dan menerapkan syariat Islam di bumi Suriah.
Kemajuan pesat jihad Islam di Suriah inilah yang menggentarkan PBB, AS, Inggris, Prancis, negara-negara salibis Barat dan rezim negara-negara Arab boneka Barat yang tergabung dalam Liga Arab.
Lebih dari setahun sejak revolusi di Suriah bergulir, pihak PBB, Barat dan Liga Arab hanya bermain retorika belaka. Di media massa internasional, mereka seakan-akan sibuk mengutuk dan mengecam rezim Nushairiyah Suriah. Padahal selama itu, mereka terus saja mempersilahkan dan membiarkan rezim Nushairiyah Suriah membantai lebih dari 15 ribu warga sipil muslim sunni Suriah. Tidak sepucuk senapan pun mereka kirimkan kepada mujahidin Islam atau Tentara Kebebasan Suriah. Padahal mereka mengetahui persis negara Syiah Imamiyah Iran dan negara komunis Rusia mengirimkan bantuan militer kepada rezim Nushairiyah Suriah.
Kini ketika semakin banyak Tentara Kebebasan Suriah yang beralih menjadi mujahidin Islam dan berperang untuk tujuan Islam, barulah PBB, Barat dan Liga Arab tersentak. PBB, Barat dan Liga Arab berkoar-koar seakan hendak mempersenjatai Tentara Kebebasan Suriah. PBB, Barat dan Liga Arab hendak menampilkan dirinya sebagai penolong rakyat Suriah.
Sungguh benar nasehat para ulama dan komandan mujahidin internasional kepada rakyat muslim sunni, mujahidin Islam dan Tentara Kebebasan Suriah: janganlah sekali-kali percaya dan menggantungkan nasib kepada PBB, Barat dan Liga Arab! Sudah berkali-kali terbukti, pihak PBB, Barat dan Liga Arablah yang menyebabkan terjadinya penjajahan zionis Yahudi di Palestina, penjajahan salibis NATO di Irak dan Afghanistan, dan penderitaan kaum muslimin di berbagai belahan dunia lainnya.
(muhib almajdi/arrahmah.com)
ALEPO (Arrahmah.com) – Mujahidin Liwa' At-Tauhid yang semula merupakan Tentara Kebebasan Suriah propinsi Alepo dengan izin Allah sukses merebut dan menguasai sepenuhnya desa Shakhur di kota Alepo pada Senin (23/7/2012) pukul tiga sore waktu setempat.
Mujahidin Liwa' At-Tauhid juga menguasai hampir sempurna desa Tariq Al-Bab di kota Alepo. Penguasaan atas kedua desa tersebut didahului oleh pertempuran sengit melawan tentara rezim Suriah dan milisi Syiah Shabihah di kedua desa tersebut.
Dalam pertempuran sehari sebelumnya, mujahidin Liwa' At-Tauhid juga sukses merebut jalan desa Syaikh Najar dan menguasai sepenuhnya desa Masakin Hanano. Dalam pertempuran sengit merebut kedua desa tersebut, mujahidin Liwa' At-Tauhid berhasil merebut sebuah tank militer dan menghancurkan dua tank militer lainnya.
Sampai saat ini, mujahidin Liwa' At-Tauhid terlibat pertempuran sengit melawan militer rezim Suriah di wilayah timur dan utara propinsi Alepo. Mujahidin Liwa' At-Tauhid merupakan wadah persatuan seluruh regu, peleton dan kompi Tentara Kebebasan Suriah di propinsi Alepo yang berjuang demi menegakkan syariat Islam di Suriah.
(muhib almajdi/arrahmah.com)
DAMASKUS (Arrahmah.com) – Para aktivis revolusi dan kemanusiaan melaporkan bahwa sedikitnya 80 warga sipil muslim sunni gugur di beberapa wilayah Suriah pada Selasa(24/7/2012). Diantara mereka terdapat 9 anak-anak dan 3 wanita.
Kebanyakan korban gugur di propinsi Hamah dan Alepo. Banyaknya korban gugur seiring dengan gencarnya bombardir pesawat militer,tank militer dan artileri berat rezim Suriah terhadap kota-kota dan desa-desa di Suriah.
Suriah Human Rights Watch merinci sebanyak 13 warga gugur di propinsi Hamah, 12 warga di Alepo, 9 warga di Idlib, 8 warga di Dara'a, 6 warga di Damaskus dan 3 warga di Homs. Demikian laporan Sky News.
Aliansi Revolusi Lokal Suriah pada Senin (23/7/2012) melaporkan sedikitnya 111 warga sipil muslim sunni gugur oleh bombardir brutal militer rezim Suriah di beberapa wilayah Suriah. Di antara korban terdapat kaum wanita dan anak-anak.
Sementara itu para aktivis revolusi dan kemanusiaan melaporkan sedikitnya 15 warga muslim yang dijebloskan ke penjara pusat Alepo gugur oleh tembakan peluru tajam dan gas air mata aparat keamanan rezim Suriah pada Selasa malam. Para tahanan muslim melakukan aksi protes sejak Ahad (22/7/2012) atas perlakuan biadab para sipir penjara.
Untuk memadamkan kerusuhan, aparat keamanan menembakkan gas air mata dan peluru tajam ke arah para tahanan sehingga belasan tahanan gugur dan puluhan lainnya luka-luka. Pesawat militer rezim Suriah menembakkan roket ke sekitar penjara pusat Alepo guna mencegah bantuan masyarakat sekitar terhadap para tahanan di penjara.
GAZA (Arrahmah.com) - Lebih dari 100 keluarga Muslim Palestina yang tinggal di Suriah telah melarikan diri dari negara itu karena ancaman keselamatan di tengah-tengah kerusuhan yang terjadi di Suriah, dilansir Ma'an.
Hamza Abu Shanab dari Persatuan Rakyat Palestina untuk Revolusi Suriah yang berbasis di Gaza mengatakan kepada Ma'an bahwa sekitar 105 keluarga Muslim Palestina yang berasal dari Jalur Gaza telah kembali dengan aman melalui perbatasan Rafah beberapa hari terakhir. Menurut Shanab, mereka umumnya adalah orang-orang yang memiliki bisnis di Suriah atau para pelajar di universitas Suriah.
Shanab juga mengatakan bahwa sekitar 300 warga Palestina telah terbunuh dan 900 lainnya luka-luka selama huru-hara yang terjadi di Suriah, dan sekitar 10.000 warga Palestina telah ditahan oleh pasukan rezim Bashar Assad, tetapi tidak semua dari mereka masih bertahan di penjara.
Sementara itu beberapa pemimpin perlawanan Palestina dan beberapa pejuang yang berada di Suriah telah tiba di Gaza. Salah satu dari mereka adalah Nidal Abu Kamil yang dideportasi 20 tahun lalu.
Seorang anggota Jihad Islam Palestina, Ibrahim Shehada juga turut kembali ke Gaza.
Ahad pekan lalu, para pejabat Mesir mengatakan bahwa 100 warga Palestina yang tinggal di Damaskus telah tiba di Kairo untuk menuju Jalur Gaza melalui perbatasan Rafah, menyusul keputusan otoritas Mesir dan duta besar Palestina di Kairo yang telah mengizinkan warga Palestina untuk masuk ke Mesir tanpa visa melalui Rafah. (siraaj/arrahmah.com)
ANKARA (Arrahmah.com) - Seluruh gerbang perbatasan Turki dengan Suriah ditutup Rabu (25/7/2012), salah seorang pejabat Kementrian Perdagangan menyatakan pada Reuters, sebagai tanggapan atas kondisi keamanan yang semakin memburuk.
Para pemberontak Suriah telah berhasil mengontrol sejumlah gerbang di sisi Suriah sejak sepekan lalu.
Penutupan akan menghentikan perjalanan kendaraan antara Turki dan Suriah. Ribuan pengungsi dari Suriah, yang telah melarikan diri ke Turki untuk menghindari konflik, melintasi perbatasan melalui rute penyelundupan.
Ketegangan di sepanjang perbatasan yang dipicu oleh penembakan sebuah jet pengintai militer Turki bulan lalu oleh pertahanan udara Suriah.
Ankara, yang sebelumnya memiliki hubungan dekat dengan Damaskus, kemudian meningkatkan kehadiran militernya, mengirimkan rudal anti-pesawat ke perbatasan dan melakukan aksi defensif saat pesawat Suriah mendekati wilayah Turki.
Pemerintah Turki masih akan membiarkan tiga gerbang perbatasan tetap terbuka, yakni di Cilvegozu, Oncupinar, dan Karkamis, pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan.
Pejabat itu mengatakan Menteri Perdagangan Turki, Hayati Yazici, membuat pengumuman atas keputusan tersebut secepatnya.
Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan mengatakan pekan ini pemberontakan melawan Assad semakin dekat dengan kemanangan dan memperingatkan bahwa Turki akan merespon dengan baik setiap permusuhan dari Suriah.
Turki menyerukan Assad untuk berhenti setelah dia gagal mengindahkan panggilan untuk reformasi dan negara telah memendam pemberontak Suriah dan puluhan ribu pengungsi di sepanjang perbatasan dengan Suriah.
Sementara itu, utusan Suriah untuk Siprus, Lamia Al Hariri, telah membelot dan sekarang berada di Qatar, menjadi anggota oposisi Suriah Nasional Council (SNC).
"Ya, dia telah membelot dan saat ini ada di Doha," kata anggota SNC, Wael Merza, pada Reutersmelalui telepon. (althaf/arrahmah.com)
Sumber:
No comments:
Post a Comment
Silakan Berkomentar